Terkait hasil sementara tersebut, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Sumarna Surapranata mengungkapkan, masih terlalu dini untuk mengumumkan nilai tertinggi atau terendah karena proses UKG belum selesai. Pihaknya pun masih optimistis terhadap kemungkinan guru yang mampu mendapat nilai 100.
"Hingga saat ini ada guru di SMA di Papua Barat, Sorong, yakni pada mata pelajaran bahasa Jerman mendapat nilai 93,33. Ini sangat luar biasa," ujar Pranata.
Pranata sendiri tak mau membongkar identitas guru tersebut lantaran belum saatnya menyebut nilai tertinggi. Selain itu, kata dia, ada juga guru kimia SMA di Cirebon yang memeroleh nilai 96,67.
"Di Aceh juga ada guru matematika SMA yang dapat nilai 95," terangnya.
Peningkatan kompetensi guru, ujar Pranata, diharapkan bisa membuat guru memiliki bargaining power. Menurutnya, bargaining power dilatarbelakangi karena adanya kualitas.
"Guru harus punya bargaining power. Seperti pada era tahun 70-an, banyak guru yang mengajar di Malaysia. Sehingga, jika guru punya bargaining power, mereka bisa kerja di mana saja dengan kualitas yang baik," tandasnya.
Peraih nilai tertinggi dalam UKG Tahun 2015 akan diganjar dengan insentif non tunai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Ada beberapa bentuk insentif yang telah dipersiapkan Kemendikbud saat ini guna memotivasi para guru sebagai peserta UKG.
Meiti Gitanisari, salah seorang guru berstatus honorer di SMA Negeri 8 Kota Ternate, Maluku Utara berhasil mengantongi nilai tertinggi dalam Ujian Kompetensi Guru (UKG) dari 2.521 peserta yang mengikuti UKG.
"Satu-satunya peraih nilai tertinggi yakni mencapai 8,76 pada saat UKG merupakan guru berstatus honoerer," kata Penanggung Jawab UKG Dinas Pendidikan Nasional Kota Ternate, Sriyono di Ternate, Rabu (18/11).
Sebagai guru honorer yang sudah mengabdi selama enam tahun sejak tahun 2009 sampai saat ini, sehingga sangat berharap adanya perhatian pemerintah untuk mengangkatnya menjadi PNS. Wanita kelahiran Bandung ini sebagai guru honorer mata pelajaran matematika di SMA Negeri 8 Kota Ternate sejak tahun 2009, sampai saat ini terus mengabdi sebagai guru honor di Kota Ternate.
Dalam UKG mata pelajaran matematika, Meiti mendapat soal berjumlah 60 butir soal sehingga semuanya dijawab dan soal yang benar dijawab sebanyak 49 nomor dan yang salah hanya 11 nomor maka dengan jawaban benar yang ada guru Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tersebut mencapai nilai 8,76 nilai tertinggi untuk UKG di Kota Ternate.
Sebelumnya, sebanyak 136 orang guru di Kota Ternate yang tidak mengikuti UKG yang telah dilaksanakan serentak seluruh Indonesia Senin akhir pekan lalu sampai berakhir Sabtu akhir pekan lalu.
Sementara itu, Meiti Ginasari ketika dihubungi mengaku, meskipun sesuai dengan janji Kadiknas Kota Ternate untuk memberikan penghargaan berupa santunan sebagai bentuk motivasi.
Akan tetapi, dirinya sangat berharap agar pemerintah lebih memperhatikan guru honorer, agar dibuka lagi pendaftaran untuk pendaftaran PNS.
Dia juga mengakui, saat ini tidak termasuk dalam honorer K2, namun sebagai honor biasa sehingga sangat berharap untuk diangkat PNS.
Sumber: Okezone
Pernyataan (Disclaimer) Penulis:
Untuk menjamin faktualitas isi, sebagian artikel mungkin saja mengutip dari sumber lain. Untuk itu, sumber akan dicantumkan di akhir artikel. Jika sumber tersebut keberatan, agar menyampaikannya di kolom komentar artikel tersebut.
Untuk menjamin faktualitas isi, sebagian artikel mungkin saja mengutip dari sumber lain. Untuk itu, sumber akan dicantumkan di akhir artikel. Jika sumber tersebut keberatan, agar menyampaikannya di kolom komentar artikel tersebut.
Post a Comment