January 2016

9:53 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Selama ini kompetensi para guru Indonesia dinilai melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) dan Penilaian Kinerja Guru (PKG). Namun, hasil penilaian kedua metode tersebut tidak sinkron.

Hal ini diungkapkan Spesialis pengembangan sekolah USAID PRIORITAS Sulawesi Selatan (Sulsel) Fadiah Mahmud. Dia memaparkan, nilai UKG 2014 menunjukkan rata-rata nilai kompetensi guru cuma 47 dari nilai maksimal 100 atau berada di bawah angka 50. Nilai ini berbanding terbalik dengan nilai PKG pada tahun yang sama, yaitu baik dan amat baik.
"Padahal, seharusnya kedua nilai ini setara. Kalau nilai UKG-nya tidak baik, pastilah nilai PKG-nya juga demikian, karena kinerja guru mencerminkan kompetensi guru," jelas Fadiah, Rabu (16/12/2015).

Menurut Fadiah, salah satu sebab hasil PKG ini selalu baik dan amat baik karena penilaian yang dilakukan oleh kepala sekolah tidak berdasarkan fakta-fakta di kelas sesuai indikator-indikator yang telah ditetapkan pemerintah. "Lebih banyak berdasarkan asumsi," imbuhnya.

Kompetensi kepala sekolah untuk melakukan supervisi kinerja guru, kata Fadiah, memang masih lemah. Hasil Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) secara nasional tahun 2014 yang dikeluarkan oleh Kemendikbud pertengahan 2015 menunjukkan dimensi yang paling rendah terletak pada nilai supervisi yaitu 36,45.
"Hal ini secara gamblang memperlihatkan supervisi mereka dalam bentuk penilaian kinerja guru juga lemah," ujar Fadiah.

Padahal penilaian kinerja guru sangat penting untuk peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Dengan penilaian tersebut, bisa diketahui kelemahan guru, baik di metode mengajar, penguasaan materi dan pengelolaan kelas.
"Jadi bukan hanya sebagai bahan untuk peningkatan golongan," terangnya.

Menurut Fadiah, agar hasil penilaian PKG ke depan bisa lebih objektif dan lebih sinkron dengan UKG, pemerintah perlu melaksanakan program peningkatan kapasitas secara praktis dan komprehensif untuk pengawas dan kepala sekolah dalam melakukan PKG.
"Pemerintah juga perlu mendorong forum pertemuan kepala sekolah yaitu KKKS dan MKKS menjadi forum kajian dan diskusi tentang instrumen-instrumen dan indikator PKG," paparnya.

Sebelumnya, Jamaruddin, Provincial Coordinator USAID PRIORITAS Sulsel mengungkapkan tiga hal penyebab kepala sekolah lemah dalam melakukan PKG. Pertama, pemahaman terhadap instrumen penilaian tidak tuntas. Sebagian besar belum mengetahui bagaimana format indikator-indikator penilaian dioperasionalkan dalam penilaian yang mereka lakukan.
"Sehingga kalau ada lima orang kepala sekolah menilai satu guru yang sama, bisa jadi ada lima nilai keluar yang berbeda," tuturnya.

Kedua, waktu penilaian yang tidak kontinyu, dan ketiga tidak komprehensif.
Untuk meningkatkan kapasitas kepala sekolah dalam melakukan supervisi kinerja guru, USAID PRIORITAS telah menyelenggarakan Pelatihan Penilaian Kinerja Guru di Bantaeng yang diikuti oleh 300 peserta. Para peserta yang terdiri dari kepala sekolah dan pengawas dari seluruh kecamatan Bantaeng.

Sumber: http://news.okezone.com/read/2015/12/16/65/1268914/dua-metode-penilaian-guru-tak-sinkron

9:50 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Tidak semua sekolah menggunakan kurikulum 2013 pada pembelajaran mereka. Namun kenyataannya, saat pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG), banyak soal keluar berbasis kurikulum 2013.

Menurut Sekertaris Jenderal, Retno Listyati menyatakan bahwa banyak soal keluar dengan kurikulum 2013.
"Rata-rata sekolah kan mengajarnya enggak pakai kurikulum 2013. Tapi soal-soal yang keluar justru kurikulum 2013. Sehingga mereka tidak bisa menjawab," ungkapnya di Kemdikbud Jakarta, belum lama ini.

Retno menjelaskan para guru SD misalkan malah dapat soal dari kelas-kelas atas.
"Jadi bahasa Inggris, PKN, matematika dapat semua. Mereka jadi bingung karena enggak pernah ngajarin juga," ujarnya.

Dewan Pertimbangan FSGI, Itje Chodidjah menyampaikan, guru baik maupun tidak bisa diwakili oleh UKG. Apa yang disampaikan FSGI kepada Kemendikbud mengenai masalah di lapangan harus mendapatkan perhatian.
"Ini harus menjadi perhatian bagi Kemendikbud. Mereka juga mengapresiasi data yang diberikan FSGI. Karena disampaikan dengan lugas, sistematik sehingga muda untuk dibaca. Data tersebut nantinya akan disinkronkan untuk menjadi alat untuk evaluasi mengenai jalannya UKG," ujarnya.

Retno menambahkan agar tidak mengklaim data dari UKG untuk memggambarkan kualitas guru.
"Penyebabnya kan sudah dijelaskan. Baik secara teknis tapi juga soal-soal yang keluar. Dengan demikian kita bisa melihat poin-poin mana pada kelemahan yang ada pada soal-soal serta pelaksanaan UKG kemarin," tambahnya. (ira)

Sumber: http://news.okezone.com/read/2015/12/18/65/1270345/banyak-soal-ukg-berbasis-kurikulum-2013

9:17 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Bulan lalu, pemerintah menggelar Uji Kompetensi Guru (UKG) bagi sekira 2,6 juta guru Indonesia. Ujian tersebut diharapkan dapat menjadi tolok ukur peningkatan kompetensi para pendidik di Tanah Air.

Meski bukan pertama kali, pelaksanaan UKG tahun ini tidak bebas masalah. Sebaliknya, Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan masih ada beberapa persoalan dalam pelaksanaan UKG di sejumlah daerah. Padahal, pemerintah telah memberikan pedoman pelaksanaan UKG 2015 secara detail dan rinci.

"Nyatanya, pedoman tersebut tidak diterapkan sepenuhnya dengan baik. FSGI menemukan beberapa persoalan di lapangan yang perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah sejak awal hingga akhir pelaksanaan UKG di 29 kota/kabupaten pada 10 provinsi," ujar Retno, seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Okezone, Selasa (1/12/2015)

Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) menyatakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan memberi rapor bagi guru sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG).

"Kami telah melakukan penandatanganan MoU dengan Kemedikbud sehingga guru yang tidak masuk kualifikasi akan mendapat pelatihan di masing-masing kabupaten/kota," kata Kadiknas Ternate, Muhdar Din, di Ternate, Jumat (18/12/2015).

Dia mengatakan, setelah hasil UKG susulan keluar, nantinya dari 17 orang guru di Provinsi Maluku Utara yang tidak masuk kualifikasi akan diberikan pelatihan di masing-masing Diknas Kabupaten/Kota.

Pihaknya, lanjut Muhdar, telah melakukan penandatanganan MoU dengan Kemdikbud di Bali, belum lama ini.

Kemendikbud akan melatih 5.000 orang guru sehingga sisanya diserahkan kepada seluruh kabupaten/kota di seluruh provinsi. Selanjutnya, Diknas akan membicarakan anggaran dengan DPRD karena saat ini penetapan APBD 2016 telah selesai.

Dia mengakui, bagi guru yang sudah masuk kualifikasi, maka yang bersangkutan tidak lagi mengikuti pelatihan karena hanya diberlakukan bagi guru yang tidak lulus ketentuan.

Kemendikbud akan memberikan rapor kepada para guru, yakni berwarna merah dan hijau.

"Rapor apabila berwarna merah, maka belum lulus ketentuan kualifikasi," tandasnya.

Sumber:
http://news.okezone.com/read/2015/12/18/65/1270429/kemdikbud-akan-beri-rapor-untuk-guru
http://news.okezone.com/read/2015/12/01/65/1259128/rapor-merah-uji-kompetensi-guru

9:12 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Uji kompetensi guru (UKG) bertujuan mengetahui sejauh mana kemampuan para pendidik selama ini. Apabila ada guru-guru yang mendapat nilai di bawah standar yakni 5,5 maka akan diberi pelatihan sesuai kebutuhannya.

Namun, anggota Dewan Pertimbangan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Itje Chodidjah, mengatakan bila data yang saat ini ada belum bisa menentukan pelatihan apa yang tepat bagi para guru.

"Kalau menurut saya sih belum bisa, karena belum bisa menggambarkan yang sesungguhnya. Karena dalam menyusun pelatihan itu harus bisa menggunakan data yang benar," ungkapnya di Kantor Kemdikbud, belum lama ini.

Itje memaparkan, dari pihak Kemdikbud sendiri telah realitis untuk tidak menggunakan data tersebut secara mentah-mentah. Sehingga dalam menentukan pelatihan yang akan diberikan pada guru bukan hanya pada data ini yang menjadi patokannya.

Sementara Sekretaris Jenderal FSGI, Retno Listyati, juga mengapresiasi UKG 2015. "Tahun ini UKG-nya lebih bagus. Dibandingkan tahun sebelumnya. Kalau dulu ibaratnya mau log-in saja susah, semuanya sudah berjalan dengan baik," ujarnya.

Namun, tetap saja untuk hasilnya sendiri masih ada bias-bias yang perlu untuk dipertimbangkan lagi. Sehingga untuk bisa menentukan pelatihan apa yang perlu diberikan kepada guru masih terlalu dini.

Retno menambahkan, para guru jangan khawatir bila nilai rendah yang didapatkannya akan mencerminkan bahwa kualitas yang dimilikinya kurang berkompeten.

"Pak Menteri (Anies Baswedan) sendiri juga sudah mengakui bahwa itu tidak bisa menjadi ukuran karena adanya sejumlah faktor di lapangan," tambahnya. (ira)

Sumber: http://news.okezone.com/read/2015/12/19/65/1270919/fsgi-terlalu-dini-beri-pelatihan-dengan-data-ukg

9:07 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Hasil uji kompetensi guru (UKG) 2015, seperti disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan telah mengumumkan dalam Kilasan Kinerja Setahun Kemdikbud, di bawah standar. Dari target nilai rata-rata 55 yang ditetapkan pemerintah, rerata nilai nasional 53,02. Bahkan rata-rata nilai kompetensi pedagogik hanya 48,94.

Mendikbud mengklaim, hasil akhir proses UKG ini merupakan awal dari proses peningkatan kompetensi guru yang akan dilakukan pada beberapa bulan ke depan. Meski demikian, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Sulistyo, mengaku tetap tidak sependapat dengan adanya UKG tersebut.

Dia beralasan, UKG hanya mampu mengukur dua kemampuan guru yakni pedagogik dan profesional, sementara aspek lainnya tidak dinilai. Padahal guru mempunyai empat kemampuan yang seharusnya dinilai yakni pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian. Dua aspek terakhir tidak bisa dinilai oleh UKG dan sangat mempengaruhi kinerja guru.

"Pada 2012 lalu misalnya, di Semarang ada guru di Semarang yang disenangi murid dan juga masyarakat, tapi ketika uji kompetensi nilainya sangat rendah dan berimbas pada kepercayaan masyarakat pada guru itu," ujar Sulistiyo.

Menurut Sulistyo, jika UKG untuk pemetaan, semestinya tidak perlu diberlakukan untuk semua guru. Dengan demikian, tak buang-buang waktu dan anggaran. Dia menyebut, sekira 1,6 juta guru telah ikut UKG pada 2012 dan sampai sekarang hasilnya belum dimanfaatkan.

PGRI setuju jika ada kompetensi namun harus mengukur keempat aspek kemampuan guru tersebut. "Hal terpenting bagi seorang guru adalah suntikan motivasi, sama seperti yang dilakukan oleh perusahaan," Sulistiyo menegaskan.

Sementara itu, Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Prof Djemari Mardapi, mengatakan UKG akan mendorong guru untuk terus belajar dan meningkatkan kompetensi mereka.

"Jika kompetensi guru meningkat maka kualitas pembelajaran di sekolah akan meningkat pula," kata Djemari.

Selama ini, belum ada alat ukur dan evaluasi dari kinerja guru. Djemari menilai, UKG tentunya akan efektif dalam menentukan peta kemampuan guru. Setelah tahu, bagaimana peta kondisi guru di Tanah Air, maka langkah selanjutnya tindakan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru tersebut.

"UKG juga dinilai Djemari efektif untuk menilai kinerja guru secara periodik. Sehingga guru tidak selalu disalahkan ketika prestasi anak didiknya tak sesuai dengan harapan," imbuhnya.

Sementara itu, Mendikbud Anies Baswedan menjelaskan, para guru yang meraih nilai di bawah standar akan mengikuti pelatihan yang akan diselenggarakan pada Mei 2016. Sedangkan guru yang mendapatkan nilai sempurna atau mendekati sempurna akan dijadikan mentor.

"Ada 3.805 guru yang mendapatkan skor UKG di atas 91," ujarnya.

Sumber: http://news.okezone.com/read/2016/01/01/65/1278770/pgri-tetap-tak-setuju-ukg

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget