June 2016

3:21 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Setiap tiga bulan sekali, para guru di Tanah Air mendapatkan tunjangan profesi. Untuk triwulan kedua, pembayaran tunjangan ini akan dipercepat.

Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Sumarna Surapranata menjelaskan, pembayaran tunjangan triwulan pertama, Januari-Maret, sudah dibayarkan pada April. Sementara itu, tunjangan triwulan kedua, April-Juni, yang seharusnya dibayarkan pada Juli, akan dibayarkan lebih cepat akhir Juni.
"Seharusnya dibayarkan pada bulan Juli, tapi Juli kan Idul Fitri, jadi kami percepat. Pokoknya akhir Juni sudah cair," ujarnya, di Kemdikbud, Senin (20/6/2016).

Sebelumnya, beredar kabar bahwa tunjangan bagi para guru dihapuskan. Pria yang akrab disapa Pranata itu menegaskan, tunjangan tersebut sudah disiapkan untuk tahun ini. Bahkan, anggarannya sudah ditujukan ke Pemerintah Daerah (Pemda).
"Sekarang sudah cair, saya berjanji sebelum Idul Fitri tunjangan sudah bisa cair," tegasnya.

Jajaran Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) di berbagai jenjang, mulai dari Paud sampai Sekolah Menengah juga sudah diperintahkan menyiapkan Surat Perintah Membayar (SPM). Sehingga bulan ini para guru sudah bisa menerima tunjangan mereka.

"Nah karena mau lebaran kan, jadi dipercepat membayar tunjangannya. Tunjangan ini akan berlaku untuk semua teman-teman guru yang sudah memenuhi syarat dan SK-nya sudah keluar," tambahnya.

Sumber: okezone.com

3:04 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Salah satu program Kemdikbud dalam membangun literasi adalah mewajibkan guru mengajak siswanya membaca selama 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai. Namun, program ini harus dibarengi strategi khusus agar efektif membangun literasi di sekolah.

Dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Yunus Abidin saat menyusun modul literasi untuk sekolah rujukan USAID Prioritas di Makassar menjelaskan, dalam menggalakkan gerakan literasi sekolah maka guru tidak boleh sekadar menyuruh siswa membaca, lalu meninggalkan begitu saja, atau hanya menyuruh siswa menjawab pertanyaan di buku-buku itu sebagai tugas. Kegiatan membaca yang efektif memiliki strategi tersendiri.

Yunus membagi kegiatan membaca agar bisa efektif menjadi tiga fase. Pertama, fase pra baca. "Pada fase ini, siswa diajak guru mengenal buku dengan pertanyaan-pertanyaan pemandu atau apersepsi, membuat prediksi atau perkiraan-perkiraan tentang isi buku atau membuat pertanyaan sendiri dan mencoba dijawabnya sendiri melalui prediksinya," paparnya.

Kedua, fase membaca lanjutnya, siswa bisa menguji prediksinya, apakah benar atau tidak, mendiskusikan isi dengan teman-temannya, menganalisis informasi, dan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan menggali isi bacaan. Fase ketiga yaitu fase pascabaca, siswa diajak untuk menulis hasil bacaannya secara kreatif, dengan membuat beragam karya-karya kreatif, seperti pamflet, poster, komik, resensi atau rangkuman berdasarkan bahasanya sendiri.

"Jangan menggunakan pertanyaan-pertanyaan di teks, tapi meminta siswa secara kreatif mengkreasi sendiri karya dengan bahasa sendiri dan disesuaikan konteksnya sendiri," ujarnya.

Dengan cara demikian, tutur Yunus, siswa akan lebih mampu memahami isi bacaan, dan secara kreatif memproduksi sendiri bacaan sehingga keterampilan membaca dan menulisnya siswa akan menjadi lebih terasah.

Sumber: okezone.com

3:01 PM 1
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menjanjikan, tunjangan profesi guru akan cair lebih cepat dari jadwal seharusnya. Namun, ada sejumlah syarat yang perlu diperhatikan dan dipenuhi para guru.
"Syarat yang perlu dipenuhi antara lain guru wajib mengajar 24 jam dan mengikuti Uji Kompetensi Guru (UKG). Surat Keterangan (SK) yang menyatakan kelulusan dari UKG juga menjadi syarat lainnya," ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Kemdikbud, Sumarna Surapranata, di Kemdikbud, Senin (20/6/2016).

Pranata mengingatkan, Pemerintah Daerah (Pemda) perlu memverfiksi ulang semua syarat tersebut sebelum mencairkan tunjangan profesi guru tersebut. Saat ini, imbuhnya, ada 663 SK yang belum diterima Pemda sehingga tunjangannya belum dibayarkan.
"Penyebabya bisa karena ada yang sudah meninggal, tidak lagi mengajar sebagai guru atau pindah," ujarnya.

Menurut Pranata, proses verifikasi ulang ini penting karena skema pembayaran tunjangan dirangkum dalam satu Surat Perintah Membayar (SPM). Satu SPM, ujarnya, bisa mencakup 10 ribu guru. Jika ada satu guru yang belum memenuhi persyaratan tadi, maka akan menghambat proses pencairan tunjangan ribuan guru lainnya dalam SPM tersebut.
"Inilah yang membuat tunjangan kerap lama cair. Bisa karena gurunya ganti rekening, atau nama di KTP-nya berubah. Jadi ya harus diurus ulang lagi," ucapnya.

Saat ini, Kemdikbud pun mengganti kebijakan SPM dengan hanya mencantumkan 1.000 nama dalam satu surat, tidak lagi 10 ribu. Sementara itu, ujar Pranata, pada tahun ajaran baru juga akan dibentuk Surat Keterangan (SK) II karena pada tahun ajaran baru tersebut biasanya guru ada yang pindah.
"Kami berharap, Pemda bisa membayarkan tunjangan guru tepat pada waktunya," pungkasnya.

Sementara itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyiapkan anggaran yang cukup besar untuk membayar tunjangan para guru di triwulan kedua ini. Rencananya pembayaran tunjangan bagi guru non-PNS di triwulan kedua ini akan dilakukan lebih cepat.
"Kemdikbud menyiapkan Rp425,6 miliar untuk tunjangan guru bukan PNS, tunjangan profesi guru bukan PNS, serta intensif guru bukan PNS," Direktur Jenderal (Dirjen) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Sumarna Surapranata di Kemdikbud, Senin (20/6/2016).

Pranata memaparkan, dari jumlah tersebut Rp1,7 miliar di antaranya akan diberikan kepada 68.028 guru non-PNS. Kemudian, besaran tunjangan profesi guru non-PNS adalah Rp4,9 miliar untuk 207.596 guru. Sedangkan untuk intensif guru bukan PNS, anggaran yang disiapkan Rp419 miliar untuk 116.411 guru.
"Jadi jangan bilang kalau guru itu tidak ada tunjangannya, kasihan mereka. Biarkan para guru fokus untuk mendidik siswanya," tegasnya. (okezone.com)

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget