November 2015

4:31 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan berbagai acara dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional (HGN) 2015.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Kemendikbud, Sumarna Surapranata mengatakan tidak hanya penyelenggaran puncak pada 24 November yang akan dilaksanakan.

Menurut pria yang biasa disapa Pranata ini, Kemendikbud juga melaksanakan beberapa acara lainnya, seperti pemilihan berprestasi dan berdedikasi yang telah diumumkan pada Sabtu (21/11). Selanjutnya, Kemendikbud akan menyelenggarakan Simposium Guru pada 23 November.

Mengenai simposium guru ini, Pranata menerangkan, rencananya akan dihadiri 4391 guru. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2110 guru akan mengikuti lomba karya inovasi guru dalam bidang pendidikan.

Sementara itu, sekitar 1000 orang dari Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) IPA juga akan ikut andil. Kemudian 500 guru dari P4TK bahasa serta 781 Guru Garis Depan (GGD) juga akan turut berpartisipasi dalam acara ini.

"Kegiatan tersebut juga akan dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan," kata Pranata kepada wartawan di Jakarta.

Menurut Pranata, dalam simposium, kelompok guru akan memaparkan karya yang berupa inovasi pembelajaran, alat pembelajaran dan lain-lain. Sementara lainnya, bisa mengunjungi stand yang tersedia.

Sejauh ini, Pranata mengungkapkan, jumlah guru yang melamar untuk mengikutkan karya inovasinya dalam lomba sebanyak 3366 guru. Pendaftaran ini dilakukan secara online melalui website Kemendikbud. Dari jumlah itu, 250 karya terpilih untuk dijadikan best practise.

Selain itu, karya lainnya akan dipublikasikan melalui website. Selanjutnya, 250 karya akan dipertunjukkan dan akan diunggah di laman resmi. Karya ini akan ijadikan sebagai sumber bahan pembelajaran dalam pengajaran.

Sumber: Republika

4:26 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Saat ini seluruh guru Indonesia diminta untuk mengubah kebiasaan lama dalam mengajar. Ini karena budaya peserta didik Indonesia saat ini sudah masuk abad 21.

“Sementara gurunya berasal dari abad 20 dan sekolahnya abad 19,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan pada Simposium Nasional Guru dan Tenaga Kependidikan 2015 (GTK) di Istora Senayan, Jakarta, Senin (23/11).

Oleh karena itu, guru perlu memiliki strategi baru dalam mengajar. Dalam hal ini, mereka perlu mengubah kebiasaan lama agar bisa mendidik dan mengajar anak abad 21.

Salah satu cara yang perlu dilakukan adalah dengan mengikuti Simposium GTK. Menurut dia, simposium menjadi wadah atau ajang bertemu para guru berprestasi dari seluruh Indonesia. Di tempat ini, mereka saling belajar dan berbagi pengalaman dalam mendidik peserta didik.

Anis menilai simposium ini merupakan salah satu wadah untuk menunjukkan karya-karya hebat dari guru Indonesia. Ini juga menjadi sarana untuk menunjukkan bahwa guru Indonesia itu para cendekiawan hebat yang nampak jelas dari karya-karyanya. Karya atau temuan mereka ini bisa menjadi landasan para guru untuk mengubah gaya mengajar abad 20 ke abad 21.

Menurut Anies, penyesuaian atau pengubahan gaya mengajar ini penting diterapkan. Penyebabnya, gaya mengajar era dulu dengan abad 21 jelas berbeda. Maka dari itu, cara mengajar dari dua generasi ini tidak bisa diseragamkan. Ia juga menambahkan, para guru juga perlu terus belajar untuk bisa menyesuaikan dan mengubah hal ini.

Untuk mengubah kebiasaan lama ini, Anies mengaku ini bukanlah hal mudah dilaksanakan. Hal ini sulit dan butuh waktu untuk dapat menyesuaikan diri. Apalagi, dia melanjutkan, keadaan sekolah di Indonesia masih berada pada abad ke-19.

Sebelumnya, pelaksanaan simposium GTK yang dilaksanakan pada Senin (23/11) ini dihadiri 2110 GTK para finalis dan pemenangn pemilihan GTK berprestasi dan berdedikasi. Acara ini diisi berbagai kegiatan seperti pameran karya inovatif dari guru, kompetisi dan pameran pendidikan lainnya.

Para peserta terbagi ke dalam 14 kelompok yang setiap kelompoknya akan menghadirkan 10 pemakalah. Makalah ini berkenaan dengan berbagai hasil riset terkini seputar masalah pendidikan.

Sumber: Republika

4:23 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Ketua Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) DPP PKS, Fahmy Alaydroes mengatakan, guru selain pintar juga harus bertakwa. Tugas guru tidak hanya menjadikan murid-muridnya cerdas, tetapi juga bertakwa.

"Tugas mendidik merupakan amanah mulia yang sangat berat. Sehingga, semua pihak harus mendukung penyiapan keberadaan guru," katanya, Selasa, (24/11).

Menurut dia, guru harus dihormati dan dimuliakan karena tugas guru melanjutkan tugas para nabi dan rasul. Semua pihak, terutama pemerintah harus memberikan dukungan yang cukup bagi pengembangan pendidikan guru

Profesi guru, terang Fahmy, harus menjadi profesi yang bermartabat, terhormat, dihargai, dan dimuliakan berbagai pihak. Ia mendorong pemerintah dan seluruh kalangan untuk bersinergi menyiapkan program yang efektif membina guru.

Pemerintah, ujar dia, harus lebih optimal mengawal dan mendampingi tugas-tugas guru dalam mendidik. Masyarakat dan swasta dapat menghargai dan memuliakan para guru dengan memberikan berbagai kemudahan untuk mereka.

Sumber: Republika

4:13 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Tahun ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) kembali melakukan uji kompetensi guru (UKG) dengan jumlah peserta mencapai 2,5 juta guru. Meski hanya untuk memetakan, pemerintah menargetkan nilai rata-rata UKG bisa mencapai 5,5.

"Pemerintah punya wacana meningkatkan target nilai UKG sehingga pada 2019 menjadi delapan. Kalau saya sendiri sedikit pesimis dengan target tersebut," ungkap pengamat pendidikan, Mohammad Abduhzen kepada Okezone melalui sambungan telefon baru-baru ini.

Rasa pesimis Abduhzen tersebut bukan tanpa alasan. Menurutnya, pemerintah belum menjelaskan bagaimana model pelatihan yang akan diterapkan. Dia kemudian memberi contoh pada UKG sebelumnya yang belum tampak tindak lanjutnya.

"2012 sebanyak 1,6 juta guru sudah ikut UKG, tapi tindak lanjutnya belum tampak. Pada UKG tahun ini tentu saya tetap berprasangka baik akan ada pola pembinaan, meskipun belum jelas," imbuhnya.

Abduhzen sendiri menganggap wacana pemerintah melakukan UKG setiap tahun tidak efektif. Pemetaan, tutur dia, tak perlu dilakukan setahun sekali layaknya ujian nasional (UN).

"Pertanyaannya kalau setiap tahun UKG, kapan pembinaannya. Tentu setelah hasil pemetaan keluar harus ada perencanaan," terangnya.

Dia berpendapat, idealnya pelaksanaan UKG dilakukan lima tahun sekali. Sehingga, ucap Abduhzen, pemerintah bisa melaksanakan pelatihan secara rutin sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan guru yang bersangkutan. (ira)

Sumber: Okezone

4:11 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Dengan diberikannya tunjangan kepada para guru, diharapkan bisa meningkatkan kualitas mereka pada profesi yang dijalankan. "Ya peningkatan kualitas, dibarengi dengan pembinaan yang diselenggarakan oleh dinas juga. Kalau sekarang kan memang sudah harus S-1 semua, sebagian besar sudah terakomodasi," ungkap Ch Sugiyarti, guru SDN Pondok Kelapa 01, kepada Okezone, belum lama ini.

Sementara bagi guru-guru yang belum sampai jenjang S-1, harus sadar untuk melanjutkan pendidikannya, hingga mereka bisa meraih gelar sarjana. Bila kesejahteraan guru telah dipenuhi, guru perlu menjalankan kewajibannya untuk memberikan yang terbaik dalam pembelajaran yang dilakukan.

"Kalau kesejahteraannya sudah dipenuhi, tentunya take and give harus berjalan agar balance," ujarnya.

Mereka harus menunjukkan kinerja, kualitas, serta SDM yang dilaksanakan. Sehingga, hak dan kewajibannya bisa berjalan beriringan.

Sugiyarti menuturkan, bagi guru-guru yang sudah berstatus pegawai negeri sipil (PNS), kesejahteraanya tentu sudah bisa tercukupi. "Tinggal bagaimana mereka mengatur keuangan masing-masing secara pribadi," imbuh dia.

Fenomena guru yang juga menjalani pekerjaan sampingan di luar dari profesinya sebagai pendidik juga dilandasi permasalahan ekonomi yang ada. "Kalau guru sembari menyambi itu, ya jadi terkuras tenaganya. Konsentrasinya juga jadi terbelah, karena ekonomi pasti alasannya," tutur Sugiyarti.

Sumber: Okezone

4:33 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) pada tahun ini mengadakan uji kompetensi guru (UKG) guna memetakan kompetensi sebagai acuan program pelatihan. Sebelumnya pada 2012, sekira 1,6 juta guru sudah pernah mengikuti UKG. Saat itu nilai rata-rata nasional yang didapat para guru adalah 4,7.

Melihat hasil rata-rata UKG sebelumnya yang rendah, pengamat pendidikan dari Forum Edukasi, Suparman, mengungkapkan setidaknya ada dua faktor mendasar yang memengaruhi hasil UKG para pendidik.

"Ada faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu dari guru sendiri yang memang dari segi kompetensi belum mencapai standar yang diharapkan," ujarnya saat dihubungi Okezone, baru-baru ini.

Kendati demikian, Suparman menerangkan bahwa faktor internal yang menyebabkan nilai UKG tidak mencapai target bukan semata-mata tanggung jawab guru, melainkan juga pemerintah.

"Sedangkan faktor eksternal mencakup kemampuan guru menggunakan teknologi komputer, mengingat saat ini UKG dilakukan berbasis komputer. Banyak guru, terutama yang usianya 40 tahun ke atas kurang mahir menggunakan komputer lantaran telat kenal teknologi," tuturnya.

Permasalahan kemampuan teknologi ini, lanjut Suparman, juga disebabkan tidak ada pelatihan terkait penggunaan teknologi. Sedangkan faktor eksternal lainnya yaitu masalah teknis, seperti soal yang tidak sesuai mata pelajaran yang diampu guru, ketidaksesuaian kurikulum, hingga soal yang mengandung bacaan yang terlalu panjang sehingga membuat pengerjaan menjadi lambat.

"Saya rasa setelah UKG perlu ada akuntabilitas pihak pembuat soal. Bisa dilakukan secara langsung atau online, bahkan jika perlu berikan kesempatan guru untuk memberi masukan," imbuhnya.

Hasil UKG sendiri, menurut dia, tidak bisa dipakai untuk mengukur kompetensi guru secara keseluruhan. Pasalnya, hasil tersebut hanya mampu mengukur kompetensi pendagogik dan profesional, dan belum mencakup kompetensi kepribadian serta sosial.

"Untuk mengukur kompetensi guru tidak bisa dilakukan sesaat. Konsepnya juga jangan dalam bentuk tes, tetapi lebih kepada observasi. Sehingga, pemerintah jangan buru-buru mengumumkan hasil UKG karena bisa menyesatkan opini yang berkembang dalam masyarakat," tukasnya.

Sumber: Okezone

WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, 25 November adalah Hari Guru Nasional. Di satu hari spesial ini, para guru mendapat sorotan lebih; karya mereka diapresiasi, perjuangan mereka diakui, kesejahteraan mereka diperhatikan.

Pengakuan keberadaan guru melalui penetapan Hari Guru Nasional sendiri memiliki sejarah panjang. Jika menilik catatan masa lalu, momentum ini bermula dengan perjuangan para guru Tanah Air melalui Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) pada 1912. Di masa kolonial, organisasi unitaristik ini beranggotakan para guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan pemilik sekolah. Umumnya mereka bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua. Di masa yang sama, berkembang juga organisasi guru dengan beragam latar belakang seperti keagamaan, kebangsaan, dan lainnya.

Nama PGHB berubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) sekira dua dekade kemudian. Penambahan kata "Indonesia" mengejutkan dan menciutkan pemerintah Belanda. Pasalnya, kata tersebut mencerminkan semangat kebangsaan.

Berawal dari situlah, kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan kian membuncah. Keduanya mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda. Secara bertahap, jabatan Kepala HIS yang dulu selalu dipegang orang Belanda, mulai diambil alih orang Indonesia. Akhirnya, terbitlah cita-cita kesadaran bahwa perjuangan para guru Indonesia tak lagi tentang perbaikan nasib maupun kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak "Merdeka!"

PGI dibungkam oleh Jepang. Pada masa tersebut, pemerintah Jepang melarang semua organisasi dan menutup semua sekolah.

Barulah setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, PGI kembali menggeliat. Mereka menggelar Kongres Guru Indonesia pada 24–25 November 1945 di Surakarta.

Serupa dengan Sumpah Pemuda, semangat persatuan mendasari pelaksanaan Kongres Guru Indonesia tersebut. Para peserta kongres sepakat menghapuskan semua organisasi dan kelompok guru berlatar belakang perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku. Inilah cikal bakal bersatunya guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk.

Mereka akhirnya menginisiasi kelahiran Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada 25 November 1945. Dan sejak saat itu, pemerintah menetapkan hari lahir PGRI sebagai Hari Guru Nasional dan menjadikannya momentum penghormatan kepada para pahlawan tanpa tanda jasa di Tanah Air.

Sumber: Okezone

5:19 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Peringatan Hari Guru Nasional setiap tahun selalu gegap gempita. Namun di balik itu, sejumlah masalah seputar guru belum rampung diselesaikan.

"Pemerintah menyadari bahwa masih ada berbagai pekerjaan rumah terkait Guru yang harus kami tuntaskan. Insya Allah itu semua akan terus menerus kami perbaiki," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan dalam Upacara Hari Guru Nasional 2015 di Kemdikbud, Jakarta, Rabu (25/11/2015).

Namun, kata Anies, di saat yang sama dia juga mengajak semua guru bersama-sama memastikan bahwa semua ikhtiar pendidikan benar-benar dipusatkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Sekaligus menumbuhkan semua potensi anak-anak kita hingga mereka bukan sekadar bisa meraih, tapi bisa melampaui cita-citanya," tegasnya.

Peringatan Hari Guru Nasional 2015 mengusung tema "Guru Mulia karena Karya". Melalui tema itu, Anies juga mengajak para guru Indonesia untuk menunjukkan bahwa mereka adalah guru pembelajar.

"Guru yang selalu hadir sebagai pendidik dan pemimpin bagi anak didiknya. Guru yang hadir mengirimkan pesan harapan. Guru yang makin menjadi contoh tentang ketangguhan, optimisme dan keceriaan," tandasnya.

Sumber: Okezone

5:10 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Menjadi sosok guru yang inspiratif ternyata tak butuh banyak rahasia. Kuncinya adalah idealisme.

"Inspirasi itu yang paling penting adalah idealisme. Tanpa idealisme, seseorang tidak bisa memberikan inspirasi," ujar pakar pendidikan Indonesia, Arief Rachman, usai peluncuran buku Arief Rachman, Guru, di Kementerian Pendidikan dan Kebudayan (Kemdikbud), Jakarta, belum lama ini.

Arief menerangkan, kedudukan guru penting bagi pembangunan bangsa. Sehingga, pada momen Hari Guru Nasional (HGN) ini dia berpesan kepada para guru di seluruh Tanah Air untuk terus berjuang dan pantang putus asa dalam mencerdaskan anak-anak Indonesia.

"Satu kata kasar dari guru bisa merusak satu generasi, tetapi satu kata indah dan baik dari guru bisa membuat masa depan Indonesia menjadi bangsa yang kuat," tuturnya.

Saat ini, ada beberapa guru hanya mencari nilai dan tidak membangun karakter. Menurut Arief, hal tersebut sangat mengecewakan para pendiri dan pejuang bangsa.

"Kita harus mengawal bangsa ini supaya tidak berkhianat dengan para pendirinya. Kalau seperti koruptor itu sudah pasti mengecewakan. Bangsa ini membutuhkan guru yang berkarakter dan berpendirian teguh," tukasnya.

Sumber: Okezone

5:08 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Kreativitas guru akan membuat kegiatan belajar dan mengajar lebih menyenangkan. Guru-guru pun bisa menjadi inspirasi bagi siswanya.

Inilah yang dilakukan Aris Riadi. Guru di SMPN 2 Pitu Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, kreatif menggabungkan kemampuan seninya dengan kompetensi pendidikan. Hasilnya, sebuah inovasi metode pengajaran yang menarik. Dia memanfaatkan media lukisan pasir sebagai sarana pembelajaran sejarah.

"Dengan lukisan, siswa jadi lebih mudah memahami dan ingat materi pelajaran ketimbang hanya membaca buku," terangnya kepada Okezone, belum lama ini.

Guru sejarah ini memang menggemari seni. Bahkan, di sela-sela kesibukannya sebagai pendidik, Aris juga mengelola dua sanggar seni budaya di Ngawi dan Madiun. Sanggarnya di Ngawi sudah berjalan dua tahun, sedangkan di Madiun sudah lima tahun.

"Di kedua sanggar ini, saya mengumpulkan para seniman yang memiliki segudang talenta seni. Mereka kemudian didorong untuk berkarya sambil meningkatkan aspek pemasaran," tutur Aris.

Aris meyakini, setiap guru punya kompetensi seni sesuai daerah masing-masing. Aspek inilah yang perlu dimanfaatkan guru untuk membuat metode pembelajaran yang menarik.

"Setiap guru bisa memadukan aspek pendidikan dengan seni sesuai asal daerahnya. Hasilnya, mereka menjadi guru-guru yang kreatif," imbuh Aris.

Agar terapresiasi, hasil kreativitas guru tadi lalu dikompetisikan. Misalnya, melalui Simposum Guru dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional 2015. Kegiatan tersebut bisa mendorong guru berinovasi dalam pengajaran.

Dia meyakini, guru kreatif akan membuat para siswa senang. Pada akhirnya, pendidikan pun akan berjalan baik.

"Meski demikian, kreativitas itu tidak terbatas pada ide dan gagasan. Guru kreatif juga menginspirasi melalui sikap positif, karakter unggulan dan teladan yang baik," tegasnya.

Sumber: Okezone

5:05 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Muhammad Nizar (12) sudah duduk di kelas V sekolah dasar (SD). Namun, dia sering "nongkrong" di kelas III, dua tingkat di bawahnya.

Rupanya, di ruangan ini ada guru favoritnya, Maemunah (47). Sehari-hari, Maemunah mengampu pelajaran di kelas III SLB Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC), di Jalan Kapten Pierre Tendean, Makassar, Sulawesi Selatan. Nizar yang merupakan murid penderita tunagrahita atau keterbelakangan mental ini begitu memfavoritkan Maemunah sehingga tidak pernah absen di kelas mana pun sang guru mengajar.

"Saya yang bimbing Nizar sejak dia masih berusia enam tahun. Dia hanya senang diajar oleh saya. Bahkan meski sudah duduk di kelas V, masih saja mengikuti saya di mana pun mengajar meski harus berbaur dengan murid-murid dengan tingkatan di bawahnya," tutur Maemunah.

Alumnus diploma 2 (D2) Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB) Bulurokeng, Makassar puluhan tahun silam itu tidak keberatan dengan keberadaan Nizar. Bahkan, agar Nizar tetap belajar sesuai materi pelajaran yang seharusnya diterima berdasarkan jenjang kelasnya, Maemunah membagi dua papan tulis di kelas; sisi pertama berisi materi pelajaran untuk lima murid kelas III dan sisi lainnya merupakan materi pelajaran untuk Nizar.

Bahkan, beberapa hari terakhir papan tulis itu harus dibagi tiga. Maemunah sang guru idola kebagian satu murid tambahan, Andi Rani, yang baru duduk di kelas I. Siswa penderita tuna ganda yakni tunagrahita dan tunadaksa itu bergabung dengan kelas Maemunah karena tenaga guru di kelas I sangat minim.

"Materi pelajaran di papan tulis hari-harinya saya bagi tiga sesuai tingkatan kelas dan kemajuan materi pelajaran dari hari ke hari," ujar Maemunah.

Tepat pada Hari Guru Nasional ini, Maemunah memberi materi pelajaran umum yakni mengenal bagian-bagian tubuh manusia. Sebelumnya di papan tulis dia menggambar kepala lengkap dengan beberapa helai rambut, hidung, mata, tangan, badan dan kaki. Selain menunjuk ke papan, Maemunah mempraktikkan dengan menunjuk bagian-bagian tubuh manusia di tubuhnya sendiri.

"Ini kepala, ini tangan, ini badan dan ini kaki," kata Maemunah dengan peragaan sedikit bermain sehingga memancing anak-anak untuk belajar tapi tetap santai.

Tidak jarang, ketika Maemunah menunjuk tangan, muridnya justru menunjuk kepala, atau sebaliknya. Bahkan terkadang ada juga murid yang terlihat tidak bersemangat sehingga harus dipancing dengan gaya bermain.

Selama 21 tahun mengajar di sekolah bagi anak-anak yang memiliki keterbelakangan fisik dan mental ini, semangat Maemunah tidak pernah surut. "Tipsnya, kasih sayang dan perhatian harus lebih ekstra saat menghadapi anak-anak yang kurang beruntung dari teman-teman sebayanya yang tumbuh normal," tegasnya.

Sumber: Okezone

5:12 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Guru menjadi mulia karena karya mereka. Karena itulah, guna mendorong lebih banyak guru menghasilkan berbagai karya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan memfasilitasi ruang khusus bagi mereka.

Saat ditemui usai upacara peringatan Hari Guru Nasioal 2015 di Kemdikbud, Rabu (25/11/2015), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Anies Baswedan menjelaskan, salah satu ruang berkarya adalah Simposium Guru Nasional. Kegiatan yang dihelat sebagai rangkaian peringatan Hari Guru Nasional itu pun akan dilakukan secara berkala di berbagai daerah.

Hal itu, kata Anies, dimaksudkan untuk memfasilitasi supaya para guru bisa memunculkan lebih banyak karya seperti di simposium. "Jika mereka punya terobosan menarik, kami akan bantu untuk menjadikannya sebagai teknik yang bisa dipakai di sekolah-sekolah dan rekan guru lainnya," papar Anies.

Mantan rektor Universitas Paramadina itu menambahkan, simposium guru memungkinkan pembagian cerita sukses proses pembelajaran tidak hanya dilakukan secara nasional namun juga ke penjuru Nusantara. Selain itu, para guru peserta simposium akan menjadi pionir bagi daerahnya masing-masing.

Anies berharap, simposium dapat mewujudkan kebutuhan ruang bagi guru untuk berkarya. "Performa mereka lebih optimal karena memiliki hulu sebagai sumber data, sumber informasi, sumber terobosan. Jadi bukan sekadar forum sosialisasi," tuturnya.

Sumber: Okezone

4:50 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) serentak pada 9 Desember mendatang berdampak pada pelaksanaan Uji Kompetensu Guru (UKG) susulan. Pasalnya, UKG susulan yang dijadwalkan dilaksanakan pada 7-11 Desember harus diundur menjadi 11-14 Desember 2015.

"UKG susulan diundur menjadi tanggal 11 sampai 14 Desember karena sebelumnya ada Pilkada," ujar Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Sumarna Surapranata.

Saat ini, ungkap Pranata, sudah ada 2.031.174 guru yang mengikuti UKG dari total 2.587.253 peserta di seluruh Indonesia. Pelaksanaan UKG sendiri akan berakhir pada 27 November pekan depan. Meski begitu, hingga kini pihaknya belum memperoleh kepastian berapa banyak jumlah guru yang akan mengikuti UKG susulan.

"Belum ada data berapa banyak yang akan mengikuti UKG susulan karena saat ini UKG masih akan dilaksanakan hingga 27 November 2015," tuturnya.

Sementara menurut Pranata, terdapat 45 ribu guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang akan mengikuti UKG susulan. Jumlah tersebut berdasarkan guru PAUD yang belum sempat terdaftar.

"Guru PAUD ini di bawah asosiasi HIMPAUDI," ujarnya.

UKG tidak hanya dilaksanakan untuk guru yang berada di Indonesia, tetapi juga bagi guru yang mengajar di sekolah Indonesia di luar negeri (SILN). Guru-guru tersebut, imbuh Pranata, akan menjalankan UKG secara offline pada 5 Desember 2015.

Sumber: Okezone

4:48 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Pada Uji Kompetensi Guru (UKG) kali ini, pemerintah menetapkan standar nilai minimal 5,5. Meski demikian, masih ada sejumlah guru yang mendapat nilai kurang dari standar tersebut.

Kepala SMPN 8 Makassar, Hikmah Mangani, Spd, Mpd mengungkapkan, guru-guru yang mendapat nilai kurang dari standar merasa gelisah.

"Bahkan mereka sangat kepikiran. Kok, nilainya segitu, padahal pas mengerjakan sudah yakin. Tapi setelah selesai, lihat nilainya cuma segitu," ujar Hikmah kepada Okezone, di SMPN 8 Makasaar, Jumat(20/11/2015).

Menurut Hikmah, ada sejumlah soal yang mengujikan materi umum. Padahal ketika mengajar, para guru ini hanya mengajar satu mata pelajaran. Hikmah mencontohkan, guru Biologi, misalnya, dapat soal fisika dan kimia juga.

"Tidak hanya itu, banyak guru jatuh pada kompetensi pedagogik. Padahal itu yang utama, yaitu bagaimana guru mengenali karakter anak didiknya. Dan bagaimana guru bisa mentransfer ilmu ke mereka," imbuhnya.

Meski banyak guru kesulitan dan gelisah karena nilai yang rendah, banyak juga guru yang meraih nilai memuaskan. Bahkan nilai kompetensi pedagogik mereka juga bagus.

"Di SMPN 8 ada guru PKn yang bisa dapatkan nilai 84. Kompetensi pedagogiknya juga sudah bagus. Tapi, rata-rata yang nilainya rendah memang jatuh di pedagogik," paparnya.

Hikmah sendiri sudah mengikuti UKG. Dia berhasil mengantongi skor 68. "Itu sudah termasuk tinggi di Sulawesi Selatan bagi guru olahraga," tambahnya.

UKG mengukur kompetensi guru dan hasilnya akan menjadi dasar pemetaan tenaga pendidik di Tanah Air. UKG digelar sepanjang November menggunakan metode online maupun offline. Sekira 2,9 juta guru mengerjakan 60-120 soal, tergantung mata pelajaran dan jenjang pendidikan yang mereka ampu.

Sumber: Okezone

4:36 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Sebanyak 2.031.174 dari total 2.587.253 guru di Indonesia sudah mengikuti Uji Kompetensi Guru (UKG) yang dilaksanakan dari 9 November 2015. Kini, menjelang berakhirnya masa ujian pada 27 November pekan depan, belum ada guru yang mampu memeroleh nilai sempurna atau 100.

Terkait hasil sementara tersebut, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Sumarna Surapranata mengungkapkan, masih terlalu dini untuk mengumumkan nilai tertinggi atau terendah karena proses UKG belum selesai. Pihaknya pun masih optimistis terhadap kemungkinan guru yang mampu mendapat nilai 100.

"Hingga saat ini ada guru di SMA di Papua Barat, Sorong, yakni pada mata pelajaran bahasa Jerman mendapat nilai 93,33. Ini sangat luar biasa," ujar Pranata.

Pranata sendiri tak mau membongkar identitas guru tersebut lantaran belum saatnya menyebut nilai tertinggi. Selain itu, kata dia, ada juga guru kimia SMA di Cirebon yang memeroleh nilai 96,67.

"Di Aceh juga ada guru matematika SMA yang dapat nilai 95," terangnya.

Peningkatan kompetensi guru, ujar Pranata, diharapkan bisa membuat guru memiliki bargaining power. Menurutnya, bargaining power dilatarbelakangi karena adanya kualitas.

"Guru harus punya bargaining power. Seperti pada era tahun 70-an, banyak guru yang mengajar di Malaysia. Sehingga, jika guru punya bargaining power, mereka bisa kerja di mana saja dengan kualitas yang baik," tandasnya.

Sumber: Okezone

10:10 AM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Sebanyak 2.031.174 dari total 2.587.253 guru di Indonesia sudah mengikuti Uji Kompetensi Guru (UKG) yang dilaksanakan dari 9 November 2015. Kini, menjelang berakhirnya masa ujian pada 27 November pekan depan, belum ada guru yang mampu memeroleh nilai sempurna atau 100.

Terkait hasil sementara tersebut, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Sumarna Surapranata mengungkapkan, masih terlalu dini untuk mengumumkan nilai tertinggi atau terendah karena proses UKG belum selesai. Pihaknya pun masih optimistis terhadap kemungkinan guru yang mampu mendapat nilai 100.
"Hingga saat ini ada guru di SMA di Papua Barat, Sorong, yakni pada mata pelajaran bahasa Jerman mendapat nilai 93,33. Ini sangat luar biasa," ujar Pranata.

Pranata sendiri tak mau membongkar identitas guru tersebut lantaran belum saatnya menyebut nilai tertinggi. Selain itu, kata dia, ada juga guru kimia SMA di Cirebon yang memeroleh nilai 96,67.
"Di Aceh juga ada guru matematika SMA yang dapat nilai 95," terangnya.

Peningkatan kompetensi guru, ujar Pranata, diharapkan bisa membuat guru memiliki bargaining power. Menurutnya, bargaining power dilatarbelakangi karena adanya kualitas.
"Guru harus punya bargaining power. Seperti pada era tahun 70-an, banyak guru yang mengajar di Malaysia. Sehingga, jika guru punya bargaining power, mereka bisa kerja di mana saja dengan kualitas yang baik," tandasnya.

Peraih nilai tertinggi dalam UKG Tahun 2015 akan diganjar dengan insentif non tunai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Ada beberapa bentuk insentif yang telah dipersiapkan Kemendikbud saat ini guna memotivasi para guru sebagai peserta UKG.
Meiti Gitanisari, salah seorang guru berstatus honorer di SMA Negeri 8 Kota Ternate, Maluku Utara berhasil mengantongi nilai tertinggi dalam Ujian Kompetensi Guru (UKG) dari 2.521 peserta yang mengikuti UKG.
"Satu-satunya peraih nilai tertinggi yakni mencapai 8,76 pada saat UKG merupakan guru berstatus honoerer," kata Penanggung Jawab UKG Dinas Pendidikan Nasional Kota Ternate, Sriyono di Ternate, Rabu (18/11).

Sebagai guru honorer yang sudah mengabdi selama enam tahun sejak tahun 2009 sampai saat ini, sehingga sangat berharap adanya perhatian pemerintah untuk mengangkatnya menjadi PNS. Wanita kelahiran Bandung ini sebagai guru honorer mata pelajaran matematika di SMA Negeri 8 Kota Ternate sejak tahun 2009, sampai saat ini terus mengabdi sebagai guru honor di Kota Ternate.

Dalam UKG mata pelajaran matematika, Meiti mendapat soal berjumlah 60 butir soal sehingga semuanya dijawab dan soal yang benar dijawab sebanyak 49 nomor dan yang salah hanya 11 nomor maka dengan jawaban benar yang ada guru Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tersebut mencapai nilai 8,76 nilai tertinggi untuk UKG di Kota Ternate.

Sebelumnya, sebanyak 136 orang guru di Kota Ternate yang tidak mengikuti UKG yang telah dilaksanakan serentak seluruh Indonesia Senin akhir pekan lalu sampai berakhir Sabtu akhir pekan lalu.

Sementara itu, Meiti Ginasari ketika dihubungi mengaku, meskipun sesuai dengan janji Kadiknas Kota Ternate untuk memberikan penghargaan berupa santunan sebagai bentuk motivasi.
Akan tetapi, dirinya sangat berharap agar pemerintah lebih memperhatikan guru honorer, agar dibuka lagi pendaftaran untuk pendaftaran PNS.

Dia juga mengakui, saat ini tidak termasuk dalam honorer K2, namun sebagai honor biasa sehingga sangat berharap untuk diangkat PNS.

Sumber: Okezone

4:45 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Tahun ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menggelar uji kompetensi guru (UKG) bagi seluruh tenaga pengajar di penjuru Nusantara. Melalui ujian ini, Kemdikbud ingin memetakan kompetensi sekira 2,9 juta guru Indonesia.

Meski bersifat pemetaan, Kepala SMPN 8 Makassar, Hikmah Mangani, SPd, MPd, melihat, UKG memiliki nilai penting lainnya. UKG bertujuan mengenali kompetensi guru sehingga mereka bisa mengevaluasi kompetensi apa saja yang perlu diperbaiki.

"Jadi tidak perlu melakukan banyak pelatihan di semua bidang. Misalnya, saya kurang pada kompetensi profesional, nah, diperbaikinya pada kompetensi itu," ujar Hikmah kepada Okezone di SMPN 8 Makassar, Jumat (20/11/2015).

Hikmah berharap, usai UKG, pemerintah juga memperhatikan upaya pemeliharaan sarana prasarana ujian. Dengan begitu, satu tempat ujian bisa ditetapkan sebagai pusat UKG online.

Guru olahraga ini berharap, di masa mendatang pelaksanaan UKG bisa lebih baik lagi. Bahkan, jika perlu ada pelatihan sebelum ujian.

"Kemarin kami buat persiapan selama seminggu. Biasanya yang terkendala di mata pelajaran IPA dan IPS," tambahnya.

UKG mengukur kompetensi guru dan hasilnya akan menjadi dasar pemetaan tenaga pendidik di Tanah Air. UKG digelar sepanjang November menggunakan metode online maupun offline. Sekira 2,9 juta guru mengerjakan 60-120 soal, tergantung mata pelajaran dan jenjang pendidikan yang mereka ampu.

Sumber: Okezone

4:41 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Setiap hari, uji kompetensi guru (UKG) diikuti ratusan hingga ribuan guru di seluruh Indonesia. Usai ujian, para pahlawan tanpa tanda jasa ini pun memiliki segudang cerita.

Ketika ditemui Okezone di lokasi UKG online, SMPN 8 Makassar, Sulawesi Selatan, banyak guru peserta UKG mengeluhkan soal ujian kompetensi pedagogik. Guru di SMKN 8 Makassar, Sri Atika, Spt., menyebut, sebagian guru mengajar menggunakan Kurikulum 2006, tetapi UKG mengujikan soal pedagogik bagi pengajar Kurikulum 2013.

"Jadi, nilai saya dan teman-teman memang kurang pada aspek pedagogik," ujar Atika, Jumat (20/11/2015).

Atika mengaku, dapat mengerjakan soal lainnya meski tidak bisa diprediksi. Misalnya, kata Atika, pada soal-soal IPA. "Selama ini dengarnya tentang IPA rekayasa teknologi, tetapi yang muncul IPA kesehatan," imbuhnya.

Sementara itu, guru lainnya di SMKN 8 Makassar, Bayuwati Sariningsih, SPd mengaku cukup cemas menghadapi UKG. Apalagi, dia harus mengerjakannya menggunakan komputer.

"Tetapi soal-soalnya tidak terlalu sulit. Saya dapat nilai 63," ujarnya.

Tahun ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menggelar UKG bagi seluruh tenaga pengajar di penjuru Nusantara. Melalui ujian ini, Kemdikbud ingin memetakan kompetensi sekira 2,9 juta guru Indonesia.

Hasil ujian yang digelar sepanjang November ini akan menjadi dasar pemetaan tenaga pendidik di Tanah Air. Menggunakan metode online maupun offline, sekira 2,9 juta guru mengerjakan 60-120 soal, tergantung mata pelajaran dan jenjang pendidikan yang mereka ampu.

Sumber: Okezone

10:37 AM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Sebagaimana data yang telah dihimpun oleh Kemendikbud bahwa sudah 2 juta lebih guru telah mengikuti ujian. Hasil perolehan skor sementara para guru pun telah dikantongi oleh Kemendikbud hingga saat ini, daftar nilai tertinggi hingga terendah secara sementara sudah diketahui. Nilai UKG untuk sementara belum begitu mengembirakan. Para guru peserta Uji Kompetensi Guru (UKG) yang memiliki nilai rendah dan tak lulus bisa bernapas lega. Alih-alih terkena mutasi, para guru ini akan diberi pelatihan bimbingan teknis (bimtek) untuk mengikuti UKG selanjutnya.

Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan (Dindik) Sidoarjo, Mulyono, mengatakan pihaknya akan memberikan bimtek bagi para guru yang memiliki nilai rendah atau bahkan tak lulus UKG pada 9-17 November lalu.

Meski misalnya dapat nilai rendah atau tidak lulus, tidak akan memengaruhi posisi guru yang bersangkutan di sekolah tempatnya mengajar.
"Tidak dimutasi apalagi diberhentikan. Yang ada, malah kami beri bimbingan bimtek agar bisa lulus UKG berikutnya," kata Mulyono, Rabu (18/11/2015).

Sebanyak 15.567 guru dari tingkat TK hingga SMA serta Pengawas se-Kabupaten Sidoarjo telah mengikuti UKG. Mulyono menyatakan usai para guru itu melakukan ujian, hasilnya sudah bisa diketahui langsung.

Kendati demikian, pihaknya belum menerima hasil keseluruhan UKG tersebut. Nantinya, hasil UKG ini akan dijadikan bahan pemetaan Dindik Sidoarjo untuk melakukan bimtek.
"Semoga saja banyak yang lulus," ujarnya.

Terpisah, anggota Komisi D DPRD Sidoarjo, Bangun Winarso, menyatakan meski hasil UKG tidak memengaruhi posisi guru, pihak Dindik wajib melakukan evaluasi menyeluruh dan melakukan upaya terkait untuk membenahinya.

Menurut anggota DPRD Fraksi PAN ini, para guru memiliki peranan penting untuk kemajuan dunia pendidikan.
Jika para guru ini tak lulus UKG, dunia pendidikan di Kota Udang ditengarai akan mengalami kemunduran karena memiliki guru yang tak memiliki kompetensi.
"Apa gunanya UKG kalau tak ada evaluasi? Dindik harus menyikapi serius hasil UKG nanti karena menyangkut khalayak hidup orang banyak," imbuh Bangun.

Sumber : tribunnews.com

10:30 AM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Perpres atau Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 120 Tahun 2015 Tentang Tunjangan Kinerja Pegawai Dilingkungan Badan Kepegawaian Negara, Pegawai yang mempunyai jabatan di lingkungan Badan Kepegawaian Negara, selain diberikan penghasilan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan selain itu Tunjangan Kinerja Juga Mengatur syarat Pembayaran pada Tunjangan Profesi/Sertifikasi dalam hal ini jabatan PNS Fungsional seperti Guru dsb, diberikan Tunjangan Kinerja setiap bulan.

Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, tidak diberikan kepada:
a. Pegawai di Lingkungan Badan Kepegawaian Negara yang tidak mempunyai jabatan tertentu;
b. Pegawai di Lingkungan Badan Kepegawaian Negara yang diberhentikan untuk sementara atau dinonaktifkan;
c. Pegawai di Lingkungan Badan Kepegawaian Negara yang diberhentikan dari jabatan organiknya dengan diberikan uang tunggu dan belum diberhentikan sebagai Pegawai;
d. Pegawai di Lingkungan Badan Kepegawaian Negara yang diperbantukan/dipekerjakan pada badan/ instansi lain di luar lingkungan Badan
Kepegawaian Negara;
e. Pegawai di Lingkungan Badan Kepegawaian Negara yang diberikan cuti di luar tanggungan negara atau dalam bebas tugas untuk menjalani masa persiapan pensiun; dan
f. Pegawai pada Badan Layanan Umum yang telah mendapatkan remunerasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012.
Ketentuan lebih lanjut mengenai Pegawai di Lingkungan Badan Kepegawaian Negara yang tidak diberikan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara
Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dibayarkan terhitung mulai bulan Mei 2015.
(2) Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan dengan memperhitungkan capaian kinerja pegawai setiap bulannya.

Pasal 8
Bagi Pegawai di Lingkungan Badan Kepegawaian Negara yang diangkat sebagai pejabat fungsional dan mendapatkan tunjangan profesi maka tunjangan kinerja dibayarkan sebesar selisih antara tunjangan kinerja pada kelas jabatannya dengan tunjangan profesi pada jenjangnya.
(2) Apabila tunjangan profesi yang diterima sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) lebih besar dari pada tunjangan kinerja pada kelas jabatannya maka yang dibayarkan adalah tunjangan profesi pada jenjangnya.

Selengkapnya silahkan Download Perpres Nomor 120 Tahun 2015

9:52 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Nama Indonesia berkibar dan menjadi contoh nyata dalam sistem pendidikan dalam Google Education Symposium atau Simposium Pendidikan Google yang diselenggarakan di Kampus Google, Mountain View, California, AS. Nama Indonesia berkibar dalam ajang yang terselenggara pada 9 hingga 11 November.

"Rekan-rekan sesama delegasi dari Indonesia sangat aktif dalam menyampaikan kemajuan dan persoalan pendidikan di Tanah Air kepada dunia," ujar Staf Ahli Mendikbud Bidang Inovasi dan Daya Saing, Ananto Kusuma Seta PhD, Rabu (11/11).

Indonesia menarik perhatian, terutama pada urusan guru terkait Uji Kompetensi Guru (UKG) yang saat ini sedang berlangsung. "Mereka sangat kaget, begitu kita sampaikan bahwa UKG diikuti sekitar tiga juta guru, yang mana 2,5 juta lainnya berlangsung dalam jaringan dan 500 ribu lainnya berbasis kertas," kata dia.

Sejumlah negara, lanjut dia, seperti Afrika Selatan langsung tertarik dan ingin belajar mengenai UKG tersebut karena belum pernah sebelumnya negara lain menyelenggarakan kompetensi guru dengan jumlah yang sangat banyak.

"Kunci keberhasilan dari sistem pendidikan terletak pada guru. Negara lain baru akan memulai, kita sudah memulainya. Di negara lain biasanya hanya pelatihan biasa. Jadi begitu, kami bilang UKG diikuti tiga juta guru, mereka terhenyak," terang dia.

Pertemuan tersebut berlangsung tertutup dan diikuti 90 anggota delegasi dari 22 negara serta perwakilan dari berbagai lembaga pendidikan internasional. GES bertujuan mendiskusikan bagaimana teknologi dapat membantu tercapainya tujuan pendidikan dan menjadi media saling tukar pandangan, gagasan, serta praktik baik antarnegara. Dalam pertemuan tersebut, dibuktikan bahwa perkembangan teknologi untuk pendidikan semakin berkembang.

Sumber: Republika

9:43 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Pemerintah lewat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuat kebijakan baru dengan membentuk Direktorat Jenderal (Ditjen) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) yang khusus menangani persoalan guru dan tenaga pendidik. Setelah melalui seleksi terbuka dan ketat, terpilih sosok Sumarna Surapranata menjadi direktur jenderal GTK. Langkah dan terobosan apa saja yang diambil oleh Sumarna? Berikut perbincangannya dengan wartawan Republika, Erik Purnama Putra.

Apa masalah yang dihadapi guru sehingga pemerintah pusat perlu membentuk Ditjen GTK?
Jadi, sepengetahuan saya, Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan dibentuk untuk menangani masalah guru dan tenaga pendidik, jadi penanganan masalah guru bisa lebih terkonsentrasi, terpusat, lebih efektif, dan efisien jika ditangani oleh ditjen sendiri. Jadi, tidak terpisah-pisah. Sehingga di bawah satu komando.

Selama ini, bagaimana penyelesaian masalah guru?
Selama ini terkotak-kotak di ditjen masing-masing. Contoh guru PAUD, penyelesaiannya ada di bawah ditjen yang menangani PAUD. Guru dikdas (pendidikan dasar) demikian, dikmen (pendidikan menengah) juga demikian. Sehingga, koordinasi kadang kurang pas. Sekarang ada ditjen baru yang khusus menangani guru dan tenaga pendidikan sehingga koordinasinya lebih mudah. Dalam penanganan masalah urgen, lebih mudah dibandingkan terkotak-kotak. Misal, ada surat dikirim ke ditjen (tertentu), bisa lempar-lemparan. Sehingga dengan ditjen baru ini, penyelesaian guru lebih terfokus.

Apa masalah paling mendesak yang dihadapi guru?
Semua urgen, kalau bicara masalah guru, mulai dari mana? Saya bersama teman-teman sudah membuat sebuah kebijakan tata kelola baru, tata kelola barunya terdiri atas sembilan komponen. Yang tentu ini akan saya perjelas lagi. Kalau dulu penanganan guru terkotak-kotak, sekarang tidak. Karena bicara tata kelola baru, maka harus memperhatikan sembilan komponen atau nine commandments.

Apa saja komponennya?
Pertama soal data GTK, karena data menjadi masalah utama. Yang lalu, ditjen yang mengurusi PAUD punya data sendiri, dikdas punya, dikmen punya data sendiri. Dulu (datanya) bisa beda-beda, tergantung metodologi dan cara orang menghitungnya. Sekarang semua itu kita satukan. Kita membuat perubahan tata kelola baru yang dimulai dengan entitas tata kelola laksana payung, di tengahnya itu ada data.

Yang paling penting dan jadi titik sentral adalah tata kelola guru, data jumlah guru, rasio guru, tenaga kependidikan, kepala sekolah, dan data pengawas, yang datanya satu rumah. Kalau selama ini, lain tempat ya gimana (datanya) berceceran. Itu sumber segala permasalahan data. Dari situ kita tahu berapa data guru tersertifikasi, sudah dibayar, rasio guru dan siswa, di mana guru sekarang berada. Dengan itu, datanya real time.

Yang kedua, dari data guru, kita punya potret perencanaan kebutuhan GTK. Bagaimana perencanaan guru. Umpama kita butuh 100 guru. Apa dasarnya, untuk jenjang apa, untuk jenis apa, kejuruan atau umum. Itu harus atas dasar data. Kita punya potret di sekolah mana, gurunya apa, jenisnya, pendidikannya apa? Perencanaan kebutuhan itu harus berdasarkan data. Dari situ, (guru) bisa didistribusikan atau malah redistribusi.

Ketiga, masalah pendidikan calon guru. Tak hanya guru, juga calon kepala sekolah dan pengawas. Kalau pendidikan calon guru atau perguruan tinggi penghasil guru harus tahu, berapa kebutuhan, mata pelajaran apa, di daerah mana. Nanti ketika mendidik, kita menghasilkan produksi, mereka harus berdasarkan data.

Keempat, rekrutmen atau penerimaan. Ketika rekrutmen harus diperhatikan penempatannya. Belakangan ini, masih banyak sekolah yang merekrut guru tak sesuai kebutuhan, tapi tak sesuai dengan lulusan, kompetensi, standarnya. Padahal, berdasarkan aturan sejak 30 Desember 2015, guru harus sudah S-1, D-4, atau Pendidikan Profesi Guru (PPG), tapi masalahnya masih banyak, khususnya sekolah swasta yang merekrut guru di bawah standar.

Masalah lainnya?
Berikutnya sistem pembinaan karier. Masih banyak masalah bagaimana pembinaan karier dilakukan. Umpama diklat, banyak orang tak memperoleh diklat, walaupun ikut diklat, tapi tak tahu kebutuhannya apa, tak tahu kompetensi apa, tak tahu tidak bisanya apa. Kami tahun ini lakukan UKG (uji kompetensi guru) untuk mengukur kemampuan guru. Angka kredit bermasalah itu kita perbaiki.

Masalah keenam, penghargaan dan perlindungan (harlindung) yang sekarang bermaalah. Banyak guru dipermasalahkan karena tidak sesuai dengan metodologi mengajar. Sekarang orang tua (siswa) dikit-dikit mudah lapor. Bahkan, (siswa) belum ditempeleng saja (orang tua) sudah lapor. Terus ada juga perlindungan profesi bermasalah juga. Sekarang penghargaan untuk guru pinter dan nggak pinter, gaji sama. Tunjangan profesi, insentif masih sama rata. Nanti tahun depan, kita beri insentif sesuai dengan jam kerja yang dia kerjakan. Itu bentuk perlindungan.

Berikutnya, afirmasi atau program keberpihakan. Nawa Cita kita mengatakan, negara harus hadir di pulau-pulau terluar, terpencil, dan terisolasi. Maka kita lakukan program guru garis depan, menyediakan guru garis depan yang nantinya dikirim ke kabupaten daerah perbatasan, terpencil. Ini yang coba kita lakukan.

Kedelapan, organisasi profesi. Harusnya organisasi profesi mengetengahkan mutu, mereka berfungsi mengembangkan profesi dan meningkatkan kompetensi guru, yang sekarang belum. Juga belum ada organisasi profesi yang di-approve undang-undang. Entah A dan B saya tak mau menyebut. Organisasi profesi yang profesional dan mengedepankan mutu.

Kesembilan, keterlibatan publik. Keterlibatan masyarakat terhadap guru, seperti apa. Kita di beberapa tempat, sudah banyak CSR (tanggung jawab sosial perusahaan). Perusahaan besar sudah memberikan CSR untuk pelatihan guru, kita akan dorong lebih bagus lagi, terutama kepada mereka yang nilainya atas hasil UKG perlu ditingkatkan. Jadi nine commandment ini saja jadi dasar tata kelola yang harus dijalankan.

Bagaimana capaian sertifikasi guru?
Sudah 95 persen (saat ini ada 3.015.315 guru dengan rincian 2.294.191 guru tetap berasal dari PNS dan yayasan/swasta dan 721.124 guru tidak tetap), tergantung sudut pandang dulu. Semua guru siap (mengikuti sertifikasi). Program sertifikasi menurut Pasal 8 (UU Nomor 14/2005), calon atau calon guru itu harus S-1, D-4, dan memiliki sertifikat pendidik. Bagi guru yang diangkat sebelum 2005, itu menjadi kewajiban pemerintah dan pemda untuk meningkatkan kualifikasinya dan disertifikasi. Pemerintah berkewajiban menyelesaikan ini selama 10 tahun masa transisi sampai 31 Desember 2015.

Bagi guru yang diangkat setelah UU berlaku, 1 Januari 2006. Memang sistem rekrutmen kita saat itu sampai saat ini masih bermasalah. Hingga masih ada sekolah yang mengangkat guru tak sesuai UU. Sekarang itu jadi kewajiban siapa? Kalau jadi sarjana hukum, pengacara atau notaris, yang biayai siapa? Biaya sendiri! Setiap calon guru yang diangkat setelah UU berlaku, PPG harus sendiri, kan gitu? Perkara nanti pemerintah memiliki program keberpihakan, itu dilakukan karena negara hadir. Tapi tidak wajib.

Apakah pemerintah hadir? Pemerintah hadir beri beasiswa untuk orang pinter, tak mampu, itu namanya afirmasi. Tetapi, kewajiban terletak pada individu. Individu ada, masyarakat ada, dunia industri ada, jadi keterlibatan yang disebut kolaborasi. Itu calon guru memang diwajibkan, apalagi setelah masa transisi sudah selesai tahun 2016, jangan dibolak-balik itu. Negara hadir iya, ada program afirmasi, negara harus hadir, kita melaksanakan PPG profesi puluhan ribu untuk guru yang mau ditempatkan di daerah terpencil dengan sistem guru garis depan, siapa bilang pemerintah tak berpihak, tapi kalau semua harus disekolahkan itu belum. Ke depan ya mungkin kita ikhtiarkan.

Bagaimana pelaksanaan UKG tahun ini?
UKG sekarang dilakukan secara online. Jadi, saya ingin jelaskan secara teknis. Saya baru saya mengecek pelaksanaan UKG bersama teman-teman (di Ditjen GTK). Jadi, UKG bagian dari sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas guru kita. Sebagai bagian untuk mengetahui kualitas guru, tentu harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh, untuk mengetahui kualitas tubuh kita, ada 10 kelompok paling tidak, untuk dites, apakah otaknya bagus, jantung, hati berfungsi, dan lain sebagainya. Itu kalau kesehatan. Nah, kita harus uji dan cek UKG, salah stau caranya dilakukan untuk mengetahui dan memetakan kemampuan guru. Terus mengapa harus UKG? Kompetensi guru juga diperlukan need assessment untuk ketahui 'obat' yang sesuai.

Umpama tes kesehatan, dicek 10 item, kalau kompetensi guru dicek bagus nggak? Jadi, UKG dalam rangka meningkatkan kualitas guru. Contoh kita punya standar kompetensi guru (SKG), kita kembangkan indikator pencapaian kompetensi (IPK), kita siapkan 'obat' yang itu dalam bentuk modul. Nanti kita tes. Misal, satu guru hanya bisa satu modul, guru lain bisa empat modul, sehingga raportnya beda-beda. Hasil tes itu digunakan untuk peningkatan kompetensi di bidang tertentu. Sehingga dengan menggelar tes ulang, rencana peningkatan kompetensi guru menjadi terencana. Dari situ grade bisa diketahui. Individu bisa saja dapat nilai sama, tapi peningkatan mutunya bisa beda.

Yang membedakan UKG sekarang dan dulu?
Ini jawabnya enak. Apa ada hal yang baru dan berbeda? Ada! Pertama, paling tidak yang saya pikirkan, target rata-rata nilai guru harus berkembang dong. Dari baseline nilai 4,7, nanti pada akhir kabinet Pak Anies rata-rata harus sudah 8,0. Dari 4,7 tahun 2014, tahun ini ditargetkan skornya 5,5. Tentu ada upaya meningkatkan mutu. Perbedaannya itu, kita punya target, dulu tak ada target. Target itu ada dalam renstra (rencana strategis lima tahun). Untuk mencapai itu diupayakan bareng-bareng.

Yang kedua sensus, kalau dulu UKG hanya dengan sampling. Saya bilang tak bisa kalau hanya pakai sampel. Setiap individu harus diuji, untuk dapat tahu mana guru yang tahu dan tidak tahu. Sekarang sudah 95 persen guru yang ikut UKG, ndak usah khawatir. Ketiga, kredibilitas instrumen. Saya bilang pengembangan instrumen UKG melalui tujuh tahapan, kita punya standar kelulusan guru (SKG), indeks pencapaian kompetensi (IPK). Kalau orang ahli indikatornya bagus.

Dibuat blueprint, kan gitu. Dari situ dibuat soal yang dibuat sebagai upaya untuk mencapai kredibilitas soal supaya valid dan reliable, maka penyusunnya orang yang ahli di bidangnya. Ditelaah oleh ahli profesor dan doktor juga, serta asosiasi profesi juga dilibatkan. Itu bukan orang sembarangan yang menelaah soal. Untuk soal mesin, misalnya pihak Astra ikut. Soal tata boga, chef eksekutif hotel ikut terlibat. Karena, untuk guru SMK yang akan mendidik siswa agar siap di bidang industri. Jadi, soalnya dibuat nggak sembarangan, ini perbedaannya.

Anda optimistis kualitas guru akan meningkat?
Guru untuk mendapat nilai itu harus diperbaiki. Untuk mendapatkan nilai itu harus dipersiapkan. Kalau tak disiapkan kasihan guru-guru kita. Dilatih, ditingkatkan kompetensinya, tapi tak tahu apa yang harus ditingkatkan. Selama ini, cuma dikasih diklat, diklat saja, seperti itu. Kita akan melakukan perbaikan. Nanti modul perbaikan kita upload ke dunia maya. Nanti bisa digitalisasi dan dimasukkan ke dalam server, dengan begitu guru bisa download. Guru bisa belajar di mana saja, itu kebaruan yang kita tawarkan.

Kita juga adakan program Yuk Sharing. Apa yang disharing? Pemerintah punya kewajiban iya, pemda punya kewajiban iya, termasuk guru sendiri untuk memperbaiki diri. Ini yang saya katakan peningkatkan kualitas guru kita mulai. Jadi, fungsi UKG untuk pemetaan dan perbaikan jelas. Dengan ini, setiap daerah berbeda treatment-nya, apa yang harus diperbaiki jelas.

Sumber: Republika

9:20 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Sekira 2,9 juta guru di Indonesia mengikuti Uji Kompetensi Guru (UKG) sepanjang bulan ini. Setelah UKG usai, mereka harus kembali bersiap menghadapi tes berikutnya, yaitu Penilaian Kinerja Guru (PKG).

Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata menjelaskan, PKG akan dilaksanakan tahun depan. Skema ini menilai guru secara lebih menyeluruh, baik secara pengetahuan maupun kemampuan.
"Karena orang yang jago dalam matematika belum tentu bisa mengajar matematika. Yang mahir dalam pelajaran bahasa Inggris belum tentu jago ngajar bahasa Inggris," ujar Pranata dalam Bincang-Bincang UKG di Kemdikbud Jakarta, Rabu (11/11/2015).

Ada empat komponen penilai dalam PKG. Mereka adalah pengawas, kepala sekolah, siswa, komite sekolah serta untuk jurusan tertentu yakni dari dunia usaha dan industri.
"Kenapa siswa? Siswa itu bisa tahu bila selama satu semester gurunya hanya ngasih soal atau hanya mencatat padahal bukunya sudah ada. Siswa bisa menilai itu," ujarnya.

Nantinya, nilai UKG akan digabungkan dengan PKG. Skor akhir kedua tes ini akan menjadi potret utuh kompetensi yang dimiliki seorang guru. Meski demikian, Pranata menegaskan, Kemdikbud tidak mengejar target ketuntasan minimal kompetensi guru.
"Yang dikejar adalah guru sebagai pembelajar, kalau gurunya mau belajar maka para siswa pun lebih mau lagi belajar," pungkasnya.

Sumber: Okezone

9:31 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Uji Kompetensi Guru (UKG) di DKI Jakarta dimulai hari ini. Sejumlah guru yang mengikuti UKG mengaku tidak yakin dengan hasil yang nanti akan mereka dapatkan. Keraguan itu dirasakan salah satu peserta UKG, Nur Setyawati. Guru IPA di SMP Triguna itu mengaku tidak yakin karena agak kesulitan mengerjakan ujian.
"Kelihatannya sulit karena ada beberapa materi yang tidak sesuai dengan tingkatan kami," ungkap Nur kepada Okezone di SMPN 19 Jakarta, Selasa(10/11/2015).

Nur mengimbuhkan, ada beberapa materi ujian tingkat SMA masuk dalam soal-soal yang dikerjakannya tadi. Dia juga menyebut, uji kompetensi pedagogik adalah yang paling sulit.
"Salah satu alasannya, UKG ini menggunakan pembelajaran kurikulum 2013, padahal semua guru peserta ujian memakai kurikulum 2006," ujarnya.

Wanita berkerudung ini hanya mempersiapkan diri menghadapi UKG selama tiga hari. Masa persiapan dia isi dengan latihan mengerjakan soal ujian.
"Perasaan sih saat latihan, jawaban saya sudah benar. Sebab, IPA kan ilmu pasti," tambahnya.

Keraguan akan hasil uji kompetensi guru (UKG) menyelimuti benak para guru di DKI Jakarta. Kebanyakan dari mereka mengaku tidak puas dengan raihan nilai ujian tersebut.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menilai, ketidakpuasan yang diekspresikan para guru merupakan bentuk ekspektasi mereka. Artinya, ada harapan untuk menjadi lebih baik.
"Menurut saya, pernyataan tidak puas itu mencerminkan ekspektasi. Jadi ketika mengatakan puas atau tidak puas, artinya angka berapa pun ingin ditingkatkan. Itulah yang ingin kita bangun," ujar Anies ketika memantau pelaksanaan UKG di SMPN 19 Jakarta, Selasa (10/11/2015).

Selain memantau, Anies juga sempat berbincang-bincang dengan peserta UKG di sekolah tersebut. Menurut Anies, pelaksanaan UKG di SMPN 19 berjalan baik.
"Hasil UKG bisa merefleksikan kemampuan para guru serta menjadi dasar untuk mengembangkan kualitas mereka," imbuhnya.

UKG sendiri akan dilaksanakan dengan dua sistem, yaitu offline dan online. Anies berharap, para guru yang nantinya akan menjalani UKG secara offline juga bisa menyelesaikannya dengan baik.
"UKG offline mengharuskan guru mengerjakan paper dan tugas lain. Memang tidak sesimpel UKG online, tetapi dengan persiapan, saya optimistis mereka bisa mengerjakan ujian dengan baik," tambahnya.

Sumber: Okezone

9:34 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Uji Kompetensi Guru (UKG) dimulai hari ini. Meski dijadwalkan serempak, ada saja guru berhalangan hadir untuk menjalani ujian.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud Sumarna Surapranata, menyampaikan, para guru yang berhalangan bisa mengikuti UKG susulan. Namun, hanya guru yang memenuhi persyaratanlah yang dapat mengerjakan ujian di luar jadwal utama.
"Bila guru mengikuti studi banding kepala sekolah atau pertukaran kepala sekolah, maka boleh mengikuti UKG susulan," ujar Pranata di Kemdikbud, Jakarta, Senin (9/11/2015).

UKG susulan juga bisa diikuti para guru yang sedang menempuh studi S-2. Mereka yang mengikuti pendidikan dan pelatihan atau simposium juga masuk kategori guru yang boleh mengikuti UKG susulan.
"Selain itu,guru-guru berprestasi yang sedang keluar negeri boleh ikut UKG susulan. Misalnya, Aris Munandar yang tahun lalu mendapat nilai 100, dikirim ke Belanda. Dia boleh menyusul," imbuh Pranata.

UKG mengujikan 60 soal atau 120 soal, tergantung mata pelajaran dan program keahlian yang harus diselesaikan guru. Semua harus dikerjakan dalam waktu 120 menit. Ada 200 mata pelajaran yang akan diujikan, sesuai jenis dan jenjang pendidikan. Pendekatan yang digunakan adalah tes penguasaan substansi bidang studi berdasarkan latar belakang pendidikan, sertifikat pendidik, dan jenjang pendidikan tempat guru bertugas.

Sumber: Okezone

3:27 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Manual Aplikasi Pendaftaran Calon Peserta Ujian Nasional Tahun 2016 Berbasis Dapodik Jakarta (Dikdasmen): Pendaftaran calon peserta ujian nasional tahun 2016 akan menggunakan aplikasi Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Demikian ketentuan yang termuat dalam Petunjuk Teknis Pendataan Peserta Ujian Nasional Tahun 2016.

Menu Data Peserta Didik yang terdapat dalam aplikasi Dapodik, akan menjadi rujukan dalam penyaringan calon peserta ujian nasional. Ketentuan ini berlaku bagi satuan pendidikan (baca: sekolah) mulai SMP, SMA, dan SMK.
Berangkat dari ketentuan tersebut, tiap satuan pendidikan diharapkan segera memeriksa kelengkapan dan kemutaakhiran data peserta didik. Di antara item data yang perlu diperiksa adalah identitas pribadi peserta didik, Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), dan data orang tua peserta didik.

Untuk melakukan pendaftaran, silakan operator sekolah kunjungi laman berikut: http://dikdas.kemdikbud.go.id/index.php/pendaftaran-ujian-nasional-tahun-2016-melalui-dapodik/

5:10 PM 2
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Pemerintah memastikan mulai tahun depan, akan memberikan gaji ke-14 bagi pegawai negeri sipil (PNS) sebagai kompensasi atas tidak dinaikkannya gaji abdi negara. Gaji ke-14 tersebut merupakan tunjangan hari raya (THR) dengan besaran satu kali gaji pokok PNS, Kepolisian dan TNI.

Pemerintah sudah menganggarkan dana sebesar Rp 6 triliun dalam Rancangan Angggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016.
“Tahun ini memang tidak ada kenaikan gaji untuk PNS tapi kita akan memberikan THR,” ungkap Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dalam konferensi pers di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Selasa (3/11/2015) kemarin.

Bambang menegaskan bahwa THR adalah tambahan hak untuk para pegawai. Sehingga dengan 12 gaji yang diterima setiap tahunnya, ditambah dengan gaji ke 13, maka secara total, gaji yang diterima nantinya adalah 14 kali gaji.
“THR merupakan bagian terpisahkan dari gaji ke 13 yang setiap tahunnya dibayarkan,” imbuhnya. Dalam RAPBN 2016, pemerintah mengusulkan belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.339 triliun, yang terdiri dari belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp780,4 triliun dan belanja non-K/L sebesar Rp558 triliun.

Sementara itu Direktur Jenderal Anggaran (DJA) Askolani menambahkan bahwa asumsi anggaran tersebut berdasarkan jumlah aparatur negara pusat sebanyak empat juta orang.
“Asumsinya semua aparatur negara 4 juta orang,” jelas Askolani. Sementara untuk PNS daerah, kata dia anggarannya dimasukkan dalam APBD daerah masing-masing. Sebab sudah dianggarkan ke dalam transfer daerah oleh pemerintah pusat.
“Di luar pegawai negeri daerah. Karena itu tanggung jawab pemda,”? imbuhnya. Penyaluran THR ternyata disalurkan berdasarkan perayaan hari besar keagamaan masing-masing aparatur. Misalnya untuk yang beragama Islam akan disalurkan ketika Hari Raya Idul Fitri, sedangkan kristiani disalurkan ketika natal.

“Nanti disesuaikan, kalau agama islam itu ketika Idul Fitri, kalau kristen? itu kan Natal,” ujar Bambang.
Bambang menuturkan, selama ini aparatur negara memang belum pernah mendapatkan THR. Gaji ke 13 yang setiap tahun juga diberikan, menurut Bambang adalah bonus untuk aparatur.
“Kita memang belum pernah menerima THR, karena gaji ke 13 di kita itu adalah bonus. Sekarang THR diberikan. Besarannya sama, satu bulan gaji,” jelasnya.
Dengan pemberian THR ini diharapkan akan lebih bermanfaat untuk masyarakat secara umum. Apalagi untuk yang beragama Islam, karena ada aktivitas mudik ke kampung halaman yang membutuhkan banyak biaya.

Bambang mengatakan, kenaikan gaji setiap tahunnya hanya berkisar 6% dari gaji pokok. Untuk PNS golongan IV? misalnya dengan gaji sebesar Rp5 juta/bulan, maka gajinya akan naik Rp300 ribu/bulan. Ini artinya dalam setahun, tambahan dari kenaikan gaji untuk PNS tersebut hanya Rp3,6 juta. Sementara bila dengan penyaluran THR, maka PNS tersebut akan menerima Rp5 juta.

Sumber: pojoksatu

5:02 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Kabar gembira. Pemerintah baru saja menetapkan ada 19 hari libur nasional dan cuti bersama pada tahun 2016. Hal itu berdasarkan penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri yaitu Menteri Agama, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK).

Rinciannya 15 hari libur nasional dan 4 hari cuti bersama. Jumlah hari libur nasional dan cuti bersama ini sama dengan jumlah tahun 2015 sebanyak 19 hari.

Namun jika dilihat lagi, jumlah hari liburnya lebih banyak karena bertepatan dengan weekend. Baik PNS atau pegawai swasta yang dalam seminggu hanya memiliki lima hari kerja.
Misalnya pada Juli 2016 nanti. Hari Raya Idul Fitri jatuh pada tanggal 6-7 Juli. Pemerintah menetapkan cuti bersama lebaran pada tanggal 4,5 dan 8 Juli. Jika melihat kalender Juli, ternyata PNS mulai libur sejak tanggal 2 Juli. Karena jatuh pada Sabtu. Esoknya Minggu (tanggal 3). Kemudian cuti bersama (tanggal 4-5). Sambung lagi libur lebaran (tanggal 6-7). Esoknya lagi (tanggal 8) cuti bersama, dan itu jatuh pada Jumat.



libur dan cuti

Berarti tanggal 9-10 (Sabtu-Minggu) PNS libur. Kalau dihitung secara keseluruhan, pada Juli, PNS akan libur sekira 9 hari berturut-turut. (selengkapnya lihat grafis, red).

Hari libur nasional dan cuti bersama 2016 sudah ditandatangani tiga menteri, yakni Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Hanif Dhakiri, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Yuddy Chrisnandi, dan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin.

Menko PMK Puan Maharani menjelaskan, pemerintah mengatur cuti bersama dan hari libur nasional demi meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan hari kerja, hari libur, dan cuti bersama sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Menko PMK juga berharap dengan adanya libur nasional sektor pariwisata akan meningkat sehingga dapat berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.

“Diharapkan dengan adanya keputusan ini semua pihak yang memerlukan tanggal-tanggal tersebut agar bisa disesuaikan dengan jadwal mereka. Kemudian agar keputusan ini bisa bermanfaat dan memiliki implikasi untuk kebijakan bagi bangsa dan negara,” kata Puan, sebagaimana dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet (Setkab).

Sementara Menteri PAN-RB Yuddy Chrisnandi mengatakan, akan ada sanksi bagi PNS yang bolos atau tidak mengikuti peraturan dalam SKB 3 Menteri tersebut. Menteri menilai, pemberian sanksi itu merupakan hal yang lumrah.

“Sanksi disiplin PNS tetap berlaku, ada sanksi yang ringan, sedang, dan berat. Kalau misalnya PNS bolos dari jadwal kerja yang ditetapkan, maka akan diberikan sanksi ringan yaitu teguran secara langsung. Kemudian ada juga sanksi sedang seperti mengeluarkan surat teguran, dan sanksi berat seperti tidak diberikan tunjangan atau karirnya terhambat,” ucap Yuddy.

Jumlah hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2016 sama dengan tahun 2015 yaitu sebanyak 19 Hari, dengan rincian libur nasional sebanyak 15 hari dan cuti bersama sebanyak 4 hari.
Cuti bersama ditetapkan pada tanggal 4, 5 dan 8 Juli terkait dengan Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriyah, dan 26 Desember terkait Hari Raya Natal.

Dengan adanya SKB 3 Menteri maka resmi sudah Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2016. Bagi anda yang ingin berliburan atau merencanakan momen penting atau hal lain silakan perhatikan hari-hari tersebut.

Sumber: pojoksatu

4:14 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Uji Kompetensi Guru (UKG) yang akan dilaksanakan pekan depan akan berbeda dengan UKG yang pernah digelar sebelumnya. Salah satu perbedaannya yakni pada tujuan pelaksanaan ujian tersebut.

Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Sumarna Surapranata, memaparkan, UKG sebelumnya tidak memasang target nilai yang harus dicapai guru. Sedangkan tahun ini, Kemendikbud mematok angka minimal 5,5.
"Sehingga di akhir pemerintahan Presiden Jokowi nanti bisa mencapai target nilai 8,0," ujar Pranata, baru-baru ini.

Dari segi peserta, UKG sebelumnya hanya diikuti sebagian guru. Pasalnya, kala itu hasil UKG hanya dijadikan contoh. Sementara itu, UKG tahun ini dimaksudkan sebagai sensus sehingga diikuti semua guru di bawah koordinasi Kemendikbud.
"Selain itu, UKG sekarang juga ditelaah oleh widyaswara, dosen, guru senior serta asosiasi profesi. Inilah kebaruan lainnya," imbuh Pranata.

Pembeda lainnya, tutur Pranata, ada pada perlakuan terhadap hasil ujian. Dulu, hasil UKG tidak menjadi patokan apa pun. Kali ini, hasil UKG akan dijadikan acuan untuk memberikan pembinaan pada para guru.

Pranata menjelaskan, Kemendikbud akan menetapkan pola pendidikan dan latihan (diklat) sesuai hasil UKG setiap guru. "Mereka yang mendapat nilai di bawah 5,5 akan kami bina melalui diklat tersebut," tegasnya.

Sumber: Okezone

4:10 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. "Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional." Begitulah kurang lebih isi Pasal 8 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Sementara pada Pasal 10 ayat (1), dijelaskan bahwa kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Berdasarkan UU tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengadakan Uji Kompetensi Guru (UKG). Ujian ini digelar dalam rangka pemetaan kompetensi guru, khususnya ranah pendagogik dan profesional pada bidang atau mata pelajaran sesuai sertifikat pendidik atau mata pelajaran yang diampu. Tujuan dari UKG sendiri mencakup empat hal, yakni pemetaan kompetensi guru, alat kontrol pelaksanaan penilaian kerja guru, menentukan materi dan pola pelatihan guru, serta bahan pertimbangan pemberian penghargaan dan apresiasi kepada guru.

UKG secara rutin telah digelar sejak 2012 bagi guru yang akan mengikuti proses sertifikasi. Kala itu, pelaksanaan UKG berada di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan yang dikepalai oleh Syawal Gultom. Namun, mulai tahun ini, UKG secara rutin akan dilakukan untuk mengukur profesionalisme guru. Sesuai Permendikbud Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pelaksanaan UKG kini berada di bawah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) yang dipimpin Sumarna Surapranata.
"UKG dilaksanakan sejak 2012, namun dulu hanya untuk sampel dan berlaku untuk guru yang bersertifikasi. Mulai sekarang akan melibatkan semua guru di Indonesia," ucap Pranata.

Ada 200 mata pelajaran yang akan diujikan, sesuai jenis dan jenjang pendidikan. Pendekatan yang digunakan adalah tes penguasaan substansi bidang studi berdasarkan latar belakang pendidikan, sertifikat pendidik, dan jenjang pendidikan tempat guru bertugas.
"UKG mengujikan 60 soal atau 120 soal, tergantung mata pelajaran dan program keahlian yang harus diselesaikan guru. Semua harus dikerjakan dalam waktu 120 menit," imbuh Pranata.

Tahun ini Kemendikbud memasang target nilai 5,5, dari baseline nilai pada 2014, yakni 4,7. Peningkatan nilai rata-rata kompetensi pengetahuan dan keterampilan setiap tahun akan meningkat hingga akhirnya pada 2019 ditargetkan di angka delapan.
"Target nilai tersebut tidak menentukan lulus atau tidak. Nanti dari hasil itu akan dikelompokkan menjadi 10 rentang nilai yang akan menentukan perlakuan untuk setiap kategori. Namun, dari kategori tersebut tetap tidak ada predikatnya, jadi benar-benar untuk memetakan," papar Kasubdit Perencanaan Kebutuhan, Peningkatan Kualifikasi, dan Kompetensi Ditjen GTK Kemdikbud, Santi Ambarukmi, dalam sebuah media briefing.

Pelaksanaan UKG dilaksanakan menggunakan dua sistem, yaitu online dan offline. UKG online berlangsung 9-27 November 2015 di seluruh Indonesia. Sedangkan UKG offline akan dilaksanakan 24 November 2015 di 10 provinsi.

Jadwal ini ditentukan bersama oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan bidang Kelautan, Perikanan, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPPPTK-KPKT) bersama Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dan dinas pendidikan kabupaten/kota. Durasi pelaksanaan UKG online pada masing-masing daerah akan berbeda bergantung pada jumlah Tempat Uji Kompetensi (TUK) dan jumlah peserta pada setiap wilayah.

Berdasarkan rekap progres verifikasi data per 1 November 2015, sudah ada 2.611.095 peserta yang terverifikasi. Sebanyak 14.297 guru lainnya masih belum terverifikasi, sedangkan 323.718 data peserta dihapus karena merupakan guru agama dan tenaga kependidikan.

Mendikbud Anies Baswedan mengimbau, agar seluruh guru tidak takut dalam menghadapi UKG. Pasalnya, hasil UKG tidak akan berpengaruh terhadap tunjangan profesi yang akan diterima.
"Guru harus berkompeten. Jadi, jangan takut diuji karena sebenarnya mereka punya kemampuan. UKG disusun untuk meningkatkan kualitas pendidikan masa depan," tutur Anies dalam sebuah kesempatan.

Meski demikian, pelaksanaan UKG nyatanya masih menimbulkan kecemasan di kalangan guru. Menurut seorang guru SMP bernama Tatang, di tahun sebelumnya dia sudah pernah ikut UKG. Namun entah mengapa, UKG tahun ini menjadi momok bagi para guru.
"Kesannya jadi menakut-nakuti. UKG katanya untuk memetakan, tapi saya melihatnya seperti UN sehingga tidak bisa menentukan kualitas guru itu dalam satu kali tes tanpa melihat proses," sebutnya kepada Okezone, baru-baru ini.

Tatang menambahkan, pelaksanaan UKG secara online menjadi kendala bagi guru-guru yang umurnya sudah tidak muda. Sebab, para guru yang penglihatannya sudah tidak awas akan kesulitan melihat soal yang panjang di layar komputer ketimbang di kertas biasa.

Di samping itu, dia menilai bentuk pelatihan pada UKG sebelumnya belum berjalan efektif. Bahkan, sebut dia, ada juga yang datang penataran orangnya itu-itu saja.

Sumber: Okezone

3:49 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Menjelang pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) pada 9 November 2015, sejumlah guru pun mengungkapkan beberapa harapannya pada UKG yang akan dijalaninya.

Menurut guru matematika di SMPN 8 Depok, Budi Prasodjo, harapannya pada UKG adalah terletak pada penindaklanjutan UKG ke depannya. "Misalnya hasilnya sudah ada, kemudian tindak lanjutnya ke depan akan seperti apa. Tapi yang paling penting adalah bisa meningkatkan kompetensi gurunya," ungkap dia saat berbincang dengan Okezone, belum lama ini.

Dengan menjadikan UKG sebagai pemetaan, maka pemerintah bisa mengetahui diklat apa yang tepat untuk diberikan kepada para guru. "Kalau kurang pada pedagogik maka pelatihannya di pedagogik," ujarnya.

Sementara guru bahasa Indonesia di SMAN 38 Jakarta, Drs Mulyoto, berharap ke depannya UKG bisa terus dilanjutkan. "Karena biar bagaimanapun kita butuh penyegaran. Seperti, gambaran kualitas, itu seperti apa," imbuhnya.

Kemudian, harapan juga disampaikan oleh Kepala SMPN 98 Jakarta, Endang Amira. Ia meminta agar UKG ini benar-benar menjadi pemetaan.
"Guru-guru itu setelah tahu hasilnya, terutama di mata pelajaran itu, di mana kekurangannya. Maka, pelatihan atau diklatnya juga tentang mata pelajarannya itu," tambahnya.

Sumber: Okezone

9:50 AM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) menyatakan, moratorium rekrutmen CPNS pada 2016 sifatnya terbatas. Artinya, masih ada formasi tertentu yang dibuka lantaran sejumlah instansi masih sangat membutuhkan pegawai baru.

"Moratorium bukan berarti tidak menerima pegawai baru sama sekali. Koridornya masih di moratorium terbatas dan jumlah yang diangkatkan pun sangat sedikit karena hanya menggantikan yang pensiun saja," kata? Asdep Koordinasi Kebijakan, Penyusunan, Evaluasi Program dan Pembinaan SDM Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) Bambang Dayanto Sumarsono kepada JPNN, Rabu (4/11).

Rencananya, formasi yang dibuka adalah tenaga kesehatan, tenaga pendidikan, dan penegak hukum. Adapun tenaga kesehatan terdiri dari bidan PTT, dokter PTT, perawat, tenaga kesehatan lainnya. Kuota yang disiapkan sekitar 42 ribu.
"Untuk tenaga kesehatan bidan PTT dan dokter PTT, Kemenkes harus berkoordinasi dengan pemda," ujarnya.

Formasi tenaga pendidik diprioritaskan untuk guru 3T (terluar, terdepan, tertinggal). Jumlahnya, sekitar 3.000-an. Formasi tenaga penegak hukum sekitar 1.000-an.
"Guru 3T akan diprioritaskan. Berapapun yang diajukan Kemdikbud untuk 3T akan diberikan karena ini mendukung program presiden," ujarnya.

Selain tiga formasi tersebut, pemerintah juga mengalokasikan untuk lulusan sekolah ikatan dinas sekitar 5.000-an. Sekolah ikatan dinas ini, antara lain, Sekolah Tinggi Sandi Negara milik Lemsaneg, Sekolah Tinggi Intelegen (BIN), Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (BPS), serta sekolah untuk penjaga sipir/lapas dan imigrasi (Kementerian Hukum dan HAM).

Selain itu, ada juga sekolah D2 dan D3 Perpajakan milik Kementerian Keuangan, sekolah pengamat gunung berapi (BMKG), dan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) (Kemendagri).

Sumber: http://www.jpnn.com/read/2015/11/04/336723/Cepat-Simpan-Berita-Ini,-Daftar-Formasi-CPNS-2016!-

9:19 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) lagi-lagi menegaskan hasil uji kompetensi guru (UKG) tidak akan berpengaruh kepada tunjangan profesi guru. Uji kompetensi dilakukan untuk pemetaan supaya tindak lanjut pembinaan guru berupa pendidikan dan pelatihan lebih terarah.
"Tidak ada kaitannya UKG dengan TPG. Tapi alangkah baiknya bila guru-guru menyiapkan dirinya dalam menghadapi UKG. Untuk persiapan, guru bisa belajar dari kisi-kisi yang sudah diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan mengunduhnya di laman resmi," ungkap? Kepala Subdirektorat Perencanaan Kebutuhan Guru Kemendikbud, Santi Ambarukmi, Rabu (21/10).

Dijelaskan Santi, untuk mengatasi kelemahan guru yang kurang luwes menggunakan komputer, Kemendikbud juga menyediakan waktu uji coba bagi guru. Guru dapat melakukan uji coba di tempat uji kompetensi sebelum hari pelaksanaan ujian, atau saat hari pelaksanaan ujian.
“Di tempat uji kompetensi disediakan tempat untuk belajar. Ada sesi uji coba sistem mulai hari ini sampai tiga hari ke depan. Pas mau ujian juga ada sesi latihan. Di awal ada pertanyaan, apakah guru mau latihan dahulu atau langsung ujian,” bebernya.

Sumber: jpnn.com

9:14 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Pendaftaran dan verifikasi peserta Uji Kompetensi Guru (UKG) telah ditutup beberapa waktu lalu. Hasilnya, sebanyak 2.611.095 dari total 2.949.110 guru per 1 November telah terverifikasi untuk mengikuti UKG pada akhir November ini. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Sumarna Surapranata mengungkapkan, sekitar 14.297 belum verifikasi data hingga kini. Sementara itu, sebanyak 323.718 dinyatakan belum bisa mengikuti UKG pada tahun ini.
"300-an peserta ini tidak dan belum bisa mengikuti UKG pada tahun ini," kata pria yang biasa disapa Pranata ini kepada wartawan di Gedung D, Kemendikbud, Jakarta, Selasa (3/11).

Menurut Pranata, 300-an peserta itu terdiri dari guru agama dan tenaga kependidikan seperti pustakawan, pegawai Tata Usaha (TU) dan sebagainya. Jadi, kata dia, yang mengikuti UKG pada tahun ini baru guru dan kepala sekolah. Pranata menjelaskan, guru agama direncanakan akan bisa mengikuti UKG pada tahun depan. Perihal ini akan dibicarakan dan bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) terlebih dahulu.

Berkaitan dengan guru yang belum verifikasi data, Pranata berharap proses verifikasi data diusahakan untuk bisa dibuka kembali. Dengan demikian, para guru yang belum melakukannya bisa mengikuti UKG nantinya.

Selain itu, Pranata juga mengatakan bahwa Tempat Uji Kompetensi (TUK) UKG Online akan diselenggarakan di 4032 tempat. TUK ini mengalami penurunan dibandingkan data per 28 Oktober lalu, yakni 4035 TUK. Hal ini dikarenakan terdapat tiga TUK yang dinilai belum siap. Untuk TUK Offline, Pranata mengatakan, sebanyak 184 tempat telah dipastikan bisa menjadi lokasi UKG nanti.

Sumber: republika.co.id

4:16 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Pekan depan, sekira tiga juta guru Indonesia akan mengikuti Uji Kompetensi Guru (UKG). Tes wajib ini dijamin tidak akan dijadikan sebagai tolok ukur kualitas guru.
"UKG itu bukan penentu baik atau tidaknya seorang guru. Jadi jangan diputuskan jika nilai UKG tinggi berarti guru itu baik, dan sebaliknya," tegas Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud, Sumarna Surapranata, baru-baru ini.

Selain itu, kata Pranata, UKG juga tidak menjadi penentu tunjangan profesi guru (TPG). Mekanisme pengatur TPG sendiri adalah proses sertifikasi guru.
"UKG hanya jadi pemetaan kompetensi guru," imbuh Pranata.

Tahun ini UKG untuk semua guru di Indonesia akan digelar sepanjang November, tepatnya pada 9-27 November. Namun, Pranata menyampaikan, nantinya jadwal UKG tidak selalu di bulan tersebut.
"UKG dapat berfungsi seperti tes kemampuan berbahasa Inggris, TOEFL. Jadi, kapan pun guru ingin mengetahui kemampuannya, mereka dapat mengikuti UKG," tuturnya.

Sumber: Okezone

3:56 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Para Guru di seluruh Indonesia akan serentak melaksanakan uji kompetensi guru (UKG). Sejumlah guru pun tampak tidak cemas menghadapi UKG tersebut.

Kepala SMPN 98 Jakarta, Endang Amira, menyatakan tidak cemas menghadapi UKG. "Biasa saja. UKG itu kan ujian tentang mata pelajaran sendiri. Apalagi saya juga guru, guru musik. Uji kompetensi itu jadi mata pelajaran kita yang diujikan, pegadogiknya juga biasa. Karena kan guru pasti menguasai itu," ungkapnya kepada Okezone, belum lama ini.

Sementara guru bahasa Indonesia di SMAN 38 Jakarta, Drs Mulyoto, justru mengungkapkan kalau dirinya tampak cemas. "Yang dicemaskan mungkin soalnya barangkali. Karena, sudah cukup lama enggak pernah berkutik dengan soal. Nah, barangkali itu yang perlu kita pelajari lagi," ujarnya.

Mulyoto memaparkan, di usianya yang sudah tidak muda lagi sulit untuk bisa fokus belajar. "Tentu saja kita sudah lama, jadi belajarnya sudah beda. Kalau dulu masih muda ngotot untuk satu jam bisa ingat. Sekarang mungkin butuh satu hari. Ini mungkin karena usia," imbuhnya.

Mulyoto menambahkan, materi yang paling sulit untuk dipahami dalam UKG nanti adalah mengenai hal-hal yang berhubungan dengan peraturan-peraturan. "Seperti, permen dan PP. Kalau uji kompetensi gurunya sendiri enggak masalah, kita bisa mengejar," tambahnya.

Menurut guru matematika di SMPN 8 Depok, Budi Prasodjo, tidak masalah UKG diadakan. "Kalau itu adalah sebuah kebijakan yang dipandang perlu untuk kulaitas guru maka ya bisa lebih baik. Kalau itu bisa menjadi lebih baik, kenapa tidak?" ungkapya kepada Okezone, belum lama ini.

Budi mengatakan, dengan mengikuti UKG maka kualitas guru akan bisa terukur. "Selain itu, kita juga menjadi tahu kekurangan kita. Kita bisa memprogramkan dan mencanangkan pengembangan kita ke depannya akan seperti apa," ujar dia. Sehingga, tambah Budi, dengan UKG tersebut otomatis bisa meningkatkan kualitas guru.

Sementara menurut guru bahasa Indonesia di SMAN 38 Jakarta, Drs Mulyoto, UKG bisa dijadikan sebagai penyegaran. "Perlu UKG sekali-kali. Artinya, kita tidak hanya berkutat dengan mengajar terus, tapi dikasih pengingatnya," ungkap dia. Sehingga, bisa mengetahui apa yang selama ini kita pelajari, apakah sudah dimengerti atau belum.

Hal itu tidak berbeda dengan Kepala SMPN 98 Jakarta, Endang Amira. Ia menuturkan kalau UKG bisa dijadikan sebagai motivasi. "Tapi yang paling penting menurut saya itu persiapannya bagaimana," ungkapnya.

Sumber: Okezone

3:52 PM
WARTA GURU-- Halo, Bapak/ Ibu Guru yang kami hormati. Semoga Bapak/ Ibu selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan YME. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 9–27 November 2015 akan mengadakan uji kompetensi guru (UKG) yang dilaksanakan melalui sistem online dan offline. Terkait hal itu, beberapa guru sudah melakukan persiapan untuk menghadapinya.

Seorang guru olahraga bernama Tatang menceritakan bahwa rata-rata guru kurang siap dengan ujian online. Mereka sering mengalami kendala dalam mengoperasikan komputer. Apalagi, tulisan di layar komputer tidak terlalu besar.
"Jangankan untuk UKG, misalnya input nilai pakai excel saja masih ada yang kesusahan. Kadang saya termasuk orang yang suka ngajarin teman-teman," ujarnya kepada Okezone, belum lama ini.

Tatang mengungkapkan, sebenarnya tidak ada ketakutan dalam menghadapi UKG. Di tahun sebelumnya, kata dia, dirinya memperoleh nilai yang cukup bagus, yaitu di atas tujuh. Padahal saat itu rata-rata nilai hasil UKG hanya 4,7.
"Saya termasuk pegang bagian TI sekolah. Buat aplikasi yang membantu mempermudah guru dalam input nilai di rapor. Ya meluangkan waktu untuk menjadi mentor sebaya dengan guru lainnya," imbuh Tatang.

Menjelang pelaksanaan UKG, dirinya belum mempersiapkan apa-apa. Tatang berharap pelaksanaan UKG tahun ini berjalan dengan lancar tanpa ada kendala, terutama dalam teknis.
"Semoga sistemnya tidak eror. Kemudian operator atau pengawas setiap ruangan bisa membantu untuk memandu guru-guru yang mengalami kesulitan mengerjakan UKG secara online," tukasnya.

Kepala SMPN 98 Jakarta, Endang Amira, mengaku siap mengikuti UKG meski masih disibukkan dengan berbagai diklat.
"Belum belajar, sih. Tapi saya enggak takut. Anak-anak saja ikut ujian nasional (UN) tanpa rasa takut, masa guru harus takut ikut UKG," ujar Endang, kepada Okezone, belum lama ini.

Sementara itu, Guru Bahasa Indonesia di SMAN 38 Jakarta, Drs. Mulyoto mengaku, persiapan yang dilakukannya masih sedikit.
"Karena kami juga memikirkan yang di luar sekolah seperti keluarga. Jadi masih belum total bersiap untuk ujian, perlu waktu," ungkapnya.

Beda halnya dengan Guru Matematika di SMPN 8 Depok, Budi Prasodjo. Dia mengaku, sudah bersiap ujian dengan mencari materi-materi soal UKG di internet.
"Saya juga me-review kembali pengalaman-pengalaman di lapangan," ujarnya.

Tahun ini UKG untuk semua guru di Indonesia akan digelar sepanjang November, tepatnya pada 9-27 November. Ujian dijadwalkan berlangsung secara dalam jaringan (daring) ataupun luar jaringan (luring). Kemendikbud menyiapkan 4.032 lokasi ujian daring. Dia menjamin, pelaksana ujian daring akan siap. Sementara itu, UKG luring akan dihelat di 184 tempat.

Secara umum, UKG akan mengujikan 60 atau 120 soal, tergantung mata pelajaran dan program keahlian yang harus diselesaikan guru. Semua harus dikerjakan dalam waktu 120 menit.

Seperti halnya ujian nasional (UN) untuk siswa, tipe soal pada UKG daring akan berbeda-beda. Guru juga tidak boleh membawa apa pun ke dalam ruang ujian dan mengerjakan soal dengan komputer yang disiapkan panitia. Sedangkan pada UKG luring, usai ujian, soal akan langsung dimusnahkan di hari yang sama, baik dengan alat pemotong kertas atau dibakar.

Sumber: Okezone

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget